Uji Coba Program Rp2 M/Desa, Hanya 33 Desa di Luwu Timur yang Kebagian Tahun Ini
LUWU TIMUR, TEKAPE.co — Program Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp2 miliar per desa yang dicanangkan Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, dan Wakil Bupati Hj Puspawati Husler, akan mulai diuji coba tahun ini. Namun, tahap awal program ini hanya akan menyasar 33 desa sebagai pilot project.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Irwan dalam sambutannya pada acara panen perdana padi organik hasil kerja sama antara PT Dinasti Nusantara Grup (DNG) dan Lutim Tani Nusantara (LTN), yang digelar di lahan demplot milik Kelompok Tani Sukamaju, Desa Karambua, Kecamatan Wotu, Selasa (10/6/2025).
“Program Rp2 miliar per desa ini memang menjadi salah satu program unggulan kami. Tapi di tahun 2025 ini, belum semua desa bisa menerima. Kami akan mulai dengan 33 desa sebagai uji coba sebelum program ini dijalankan secara menyeluruh pada 2026,” ujar Bupati Irwan.
Ketua Nasdem Luwu Timur ini juga menegaskan bahwa pemilihan desa uji coba bukan karena alasan politis, melainkan untuk memastikan kesiapan dan efektivitas pelaksanaan program.
“Nanti kita duduk bersama, para kepala desa akan kami undang untuk menandatangani pakta integritas. Di sana, setiap desa akan mendeklarasikan potensi unggulannya masing-masing dalam kerangka pembangunan desa mandiri,” lanjut Irwan.
Skema Anggaran: 80% untuk Potensi Desa, 20% untuk Operasional
Bupati Irwan juga menjelaskan bahwa dari total dana Rp2 miliar, sebanyak 80% akan difokuskan untuk pengembangan potensi desa, sementara 20% sisanya dialokasikan untuk biaya operasional desa.
“Khusus biaya operasional kepala desa yang saat ini sekitar Rp25 juta, kami naikkan menjadi Rp50 juta. Kami ingin kepala desa dan aparaturnya bekerja maksimal,” katanya.
Selain kepala desa, insentif dan biaya operasional juga akan diberikan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa lainnya. Langkah ini, kata Irwan, bertujuan untuk mendorong desa menjadi lebih mandiri dan produktif.
Desa Didorong Hasilkan Pendapatan Sendiri
Irwan menekankan pentingnya desa memiliki kemampuan menghasilkan pendapatan secara mandiri. Ia mencontohkan beberapa desa di Bali yang mampu meraih pendapatan hingga Rp15 miliar per tahun.
“Setiap tahun desa menerima berbagai anggaran seperti dana desa, alokasi dana desa, BKK, dan lain-lain. Tapi jika pendapatannya tidak meningkat, itu tanda bahwa potensi belum dimaksimalkan,” tegasnya.
Sebagai contoh konkret, Bupati Irwan menyoroti potensi produksi ayam petelur dan ayam potong yang sangat dibutuhkan di Luwu Timur. Ia menyayangkan jika kebutuhan pokok seperti telur masih harus didatangkan dari luar daerah.
“Kita punya pasar yang jelas. Berdasarkan data Dapodik, kita punya sekitar 75 ribu anak yang perlu diberi makan setiap hari. Artinya, ada kebutuhan 75 ribu butir telur per hari. Ini peluang besar bagi desa yang bisa memproduksi sendiri,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan