oleh

Banjir Bandang Putus Akses Jalan dan Telekomunikasi di Lutra, Ini Penjelasan Bupati dan Kepala BPBD

MASAMBA, TEKAPE.co — Akibat curah hujan yang tinggi, 3 sungai di Luwu Utara (Lutra) meluap dan mengakibatkan Banjir Bandang di 5 kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Senin 13 Juli 2020, mulai pukul 19.00 malam.

Akibatnya, ribuan rumah rusak, hanyut dan bahkan tertimbun tanah.

Beberapa kecamatan yang mengalami banjir di Luwu Utara yakni, Kecamatan Masamba, Baebunta, Baebunta Selatan,
Sabbang, Malangke, dan Malangke Barat.

Di Balebo Kecamatan Masamba dan Desa Radda, Kecamatan Baebunta, merupakan yang terparah, dan pertama kali terjadi di Luwu Utara.

Kepala Pelaksana BPBD Luwu Utara, Muslimin Mukhtar, mengatakan, untuk saat ini, pihaknya belum bisa memastikan jumlah korban jiwa.

“Saat ini kita belum bisa memastikan berapa jumlah korban jiwa. Sebab, korban yang kita temukan ada yang terindentifikasi dan juga ada yang tidak teridentifikasi sama sekali, karena lumpur yang bercampur pasir membuat kita kesulitan untuk mengidentifikasi,” ujarnya.

Muslimin menjelaskan, akan tetap melakukan upaya untuk menemukan mayat korban-korban jiwa yang terbawa arus yang belum ditemukan.

Diperkirakan untuk saat ini, sudah puluhan jiwa yang telah berhasil dievakuasi.

“Saat ini kita perkirakan yang ditemukan sudah sekitar puluhan orang, itu yang ditemukan. Sementara yang belum ditemukan itu diperkirakan masih banyak,” katanya.

SIMAK:
VIDEO: Kondisi Pasca Banjir, Rumah Tertimbun Lumpur, Jl Trans Sulawesi Masih Lumpuh

Ia mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Radda jauh lebih parah ketimbang yang terjadi di beberapa kecamatan lainnya.

“Kalau bisa saya katakan, kejadian di Radda adalah banjir bandang yang memporak-porandakan Lutra. Rumah tinggal tertimbun, sampai atap saja yang terlihat, bahkan mobil pun ikut hanyut dan tenggelam terbawa arus,” katanya.

Karena curah hujan yang tinggi membuat sungai Masamba, Meli dan Rongkong meluap. Sungai Meli merupakan yang terparah karena Desa Radda yang terdiri dari 6 dusun dan semua terendam.

Sementara itu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, mengatakan mengutamakan penyelamatan warga lebih dulu.

“Saat ini kita melakukan penyelamatan warga dulu mengingat bukan hanya di Walilayah Masamba tetapi juga di wilayah Baebunta. Kemudian kita kesulitan karena akses terputus dan juga telekomunikasi terputus, utamanya jaringan Telkom dan Telkomsel. Kita kesulitan berkomunikasi,” ujarnya.

Indah mengaku kesulitan melakukan kordinasi karena keterbatasan akses komunikasi tersebut.

“Kita berharap pihak terkait terutama pemerintah dapat segera mengatasi, agar akses ini dapat segera di gunakan untuk mendapatkan informasi terutama di daerah-daerah yang terisolir adanya bencana ini,” jelasnya.

Kemudian untuk logistik, Bupati Luwu Utara, telah menghubungi Palopo untuk menangani wilayah Barat dan Luwu Timur untuk menangani wilayah Timur.

Sementara Dapur Umum yang telah digunakan beberapa hari lalu di samping Rumah Jabatan (Rujab) untuk melayani korban banjir. Itu juga sudah tidak bisa digunakan lagi akibat terjangan air semalam.

“Dari semalam warga dilakukan pendataan agar titik-titiknya diketahui untuk mempermudah penyaluran logistik,” pungkasnya. (rindu)

Komentar

Berita Terkait