Dukungan Menguat: Pancai Pao Dinilai Ambil Langkah Strategis Lawan Marginalisasi Masyarakat Adat oleh PT Vale
SOROWAKO, TEKAPE.co — Langkah advokasi yang diambil oleh Abidin Arief To Pallawarukka, SH, melalui lembaga adat Pancai Pao, terus menuai dukungan dari berbagai kalangan.
Aduan resmi yang dilayangkan ke DPD RI dinilai sebagai tindakan tepat dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat, yang selama ini termarjinalkan di wilayah operasi PT Vale Indonesia, di Sorowako.
BACA JUGA:
Tokoh Adat Luwu Timur Soroti Ketimpangan di Lingkar Tambang PT Vale
Salama, salah satu tokoh adat, sekaligus pendiri Perkumpulan Anak Suku Lokal Bersatu (PASLB) Luwu Timur, secara terbuka menyatakan apresiasinya terhadap keberanian Pancai Pao.
Dia menyebut Abidin Arief sebagai figur penting yang berani melangkah ketika suara masyarakat adat selama ini kerap dibungkam.
“Selama ini, perusahaan telah mengabaikan hak-hak kami, masyarakat adat. Aspirasi kami tidak pernah digubris. Setiap kali kami menyuarakan keresahan, respons yang kami terima justru intimidasi. PT Vale seolah memiliki kuasa lebih besar daripada negara,” ujar Salama, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 9 Mei 2025.
BACA JUGA:
Warga Lingkar Tambang PT Vale Sorowako Keluhkan Krisis Air Bersih
Salama menambahkan bahwa berbagai upaya penyampaian aspirasi tak pernah dijawab dengan dialog.
“Tak satu pun pihak perusahaan yang mau menemui kami. Yang ada justru aparat keamanan dikerahkan untuk membatasi ruang gerak kami,” tegasnya.
Situasi ini memperkuat persepsi publik bahwa kehadiran PT Vale di wilayah pemberdayaan justru menciptakan ketimpangan sosial dan ketidakadilan struktural.
BACA JUGA:
RDP BAP DPD dan Ombudsman RI, PT Vale Dinilai Abaikan Pelestarian Adat Budaya di Lingkar Tambang
Langkah Pancai Pao yang menggandeng lembaga negara seperti DPD RI dan Ombudsman RI diyakini sebagai strategi advokasi yang sah, legal, dan bermartabat.
Kini, menjelang kunjungan kerja Komite II DPD RI ke Sorowako, masyarakat adat kian solid. Mereka berharap kehadiran lembaga tinggi negara tersebut dapat menjadi titik balik dalam perjuangan hak-hak adat yang selama ini terpinggirkan.
“Abidin bukan hanya pemegang mandat adat, tapi juga pejuang hak asasi kami. Kami siap bersama beliau untuk menjemput keadilan yang lama hilang,” tutup Salama. (*)
Tinggalkan Balasan