Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Demi Menimba Ilmu, Siswi Kembar di Luwu Tiap Hari Jalan Kaki Puluhan Kilometer ke Sekolah

Dua Siswi Asal Kabupaten Luwu ini Saat Berjalan Kaki Menuju Sekolahnya. (foto/ist)

LUWU, TEKAPE.co – Demi menggapai cita-cita, banyak orang rela menempuh jalan apapun. Sama seperti yang dilakukan Siswi kembar asal Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu ini yang harus menempuh jarak Puluhan Kilometer hanya untuk bersekolah.

Seperti yang diketahui bahwa beberapa daerah di Indonesia masih banyak sekolah yang letaknya jauh dari rumah siswanya. Bahkan akses jalan menuju ke sekolah pun sulit sehingga butuh perjuangan untuk sampai di sana.

Dua siswi SMAN 18 Luwu tersebut memberanikan diri untuk berjalan jauh. Perjalanan kedua siswi ini dia tempuh kurang lebih 2 jam untuk tiba di sekolah tidaklah mudah.

Setiap harinya, dua siswi tangguh itu berangkat lebih awal dibanding anak sekolah pada umumnya agar bisa tiba tepat waktu dan tidak terlambat mengikuti proses belajar-mengajar.

Jika para siswa lainnya masih tertidur hal itu tak berlaku bagi dua siswi kembar yang bernama Ramadhana dan Ramadhani yang sejak kelas III SD ditinggal oleh ibu kandungnya. Justru mereka telah siap untuk melakukan perjalanan menuju ke sekolahnya.

Ayahnya yang berprofesi sebagai petani, membuat siswi kembar ini tak bisa menuntut banyak untuk membeli kendaraan roda dua agar digunakan ke sekolah. Jangankan untuk membeli kendaraan roda dua Ponsel Android pun mereka tak miliki.

Ramadhana dan Ramadhani saat belajar di ruang kelas SMAN 18 Luwu di usianya yang masih belia, Siswi kembar yang kini duduk di bangku kelas XII SMAN 18 Luwu itu, karena keterbatasan ekonomi hanya bertekad untuk menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA saja.

Salah satu guru SMAN 18 Luwu, Fadly Asmaun, menceritakan bahwa kedua siswi kembar ini memang setiap hari berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki lebih 10 kilometer menuju ke sekolah.

“Jarak dari rumahnya ke sekolah itu lebih 10 kilometer jadi mereka tempuh lebih 20 kilometer pulang pergi setiap harinya,” ucap Fadly. Rabu, 7 September 2022.

Fadly mengatakan bahwa pihak sekolah pernah menawarkan kepada kedua siswi tersebut agar tinggal di sekolah saja karena rumahnya jauh.

“Kami dari pihak sekolah sudah pernah menawarkan agar tinggal saja di sekolah kebetulan ada ruangan yang bisa untuk tempat tinggal, namun mereka menolak karena alasan mereka juga membantu orang tuanya di rumah sepulang sekolah,” ujar, Fadly.

Karena siswi kembar ini tak mau tinggal di sekolah kata Fadly, siswi ini juga pernah ditawari kendaraan roda dua (motor) namun mereka juga menolak.

“Pernah juga berikan motor untuk dia pakai ke sekolah dan mereka juga menolak dengan alasan tidak ingin memberatkan orang lain serta tak mampu membeli BBM untuk kendaraan,” ungkapnya.

Fadly juga menceritakan bahwa saat pembelajaran melalui Daring dimasa pandemi Covid siswi ini terpaksa belajar Luring karena tak memiliki HP Android.

“Saat belajar Daring atau online dimasa Pandemi dulu, dua siswi ini terpaksa belajar Luring karena tak memiliki Android untuk bisa belajar secara online,” ungkapnya.

(rls/ham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini