Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Tantangan Pengelolaan Sampah di Morowali: Perlu Peran Semua Pihak

Workshop pengelolaan sampah yang diadakan oleh PT IMIP dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 pada Sabtu (22/02/2025). (ist)

MOROWALI, TEKAPE.co – Permasalahan sampah masih menjadi tantangan besar meskipun berbagai inovasi telah dikembangkan untuk mengatasinya.

Sampah plastik dan kemasan produk kebutuhan sehari-hari, yang tergolong sebagai sampah anorganik, sering kali dianggap tidak bernilai sehingga tidak terkelola dengan baik.

Head of Department Environmental PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Yundi Sobur, menegaskan bahwa isu sampah saat ini membutuhkan perhatian serius dan penanganan yang lebih komprehensif.

Menurutnya, tanggung jawab pengelolaan sampah tidak hanya berada di pundak pemerintah, tetapi juga menjadi kewajiban bersama, termasuk masyarakat, pelaku usaha, dan elemen lainnya.

PT IMIP dalam menangani permasalahan sampah di Kecamatan Bahodopi.

“Harapannya, setiap individu dapat berperan aktif dengan lebih peduli dan mengelola sampah yang mereka hasilkan sendiri,” ujar Yundi Sobur pada Rabu (26/02/2025).

Sebagai langkah nyata dalam menangani permasalahan sampah, PT IMIP telah menjalankan berbagai program di Kecamatan Bahodopi.

Beberapa inisiatif yang telah diterapkan meliputi hibah mesin incinerator, pelatihan pengelolaan sampah agar bernilai ekonomis, pembentukan kelompok swadaya masyarakat untuk memilah dan mendaur ulang sampah, serta mengusulkan Peraturan Desa (Perdes) terkait pengelolaan sampah kepada pemerintah desa.

Produksi Sampah di Bahodopi Capai 6.000 Ton Per Bulan

Dalam workshop pengelolaan sampah yang diadakan oleh PT IMIP dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 pada Sabtu (22/02/2025), Wawi Priyono, Pengawas Lingkungan Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Morowali, mengungkapkan bahwa produksi sampah di Kecamatan Bahodopi mencapai 200 ton per hari.

PT IMIP dalam menangani permasalahan sampah di Kecamatan Bahodopi.

Jika dikalkulasikan, jumlah ini setara dengan 6.000 ton sampah per bulan yang membutuhkan solusi konkret agar dapat diurai secara efektif.

“Kami (DLH Morowali) telah mengadakan pelatihan bagi masyarakat serta meningkatkan fasilitas pengelolaan sampah, termasuk penambahan kontainer sampah di Desa Labota,” jelas Wawi Priyono.

Lebih lanjut, Wawi menyebutkan bahwa pemerintah Morowali telah mengeluarkan Surat Edaran tentang pengurangan sampah plastik pada Januari 2025. Edaran tersebut mengimbau masyarakat dan pelaku usaha untuk berpartisipasi aktif dalam program pengurangan sampah plastik di wilayah Morowali.

Statistik Pengelolaan Sampah di Morowali

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, pada tahun 2024, total timbulan sampah di Morowali mencapai 62.214,26 ton.

Dari jumlah tersebut, hanya 5.326,65 ton yang berhasil ditangani dan 1.509,31 ton yang bisa dikurangi.

Menurut Wawi Priyono, pengadaan fasilitas semata tidak akan menjadi solusi jangka panjang jika kesadaran masyarakat tidak meningkat.

“Solusi utama ada pada diri kita sendiri, bagaimana kita mengurangi dan mengelola sampah dari sumbernya,” tegasnya.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan pengelolaan sampah di Morowali dapat lebih efektif dan berkelanjutan.

Kesadaran individu dalam memilah dan mendaur ulang sampah menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini