Hujan Es Landa Baebunta, Kepala BPBD Luwu Utara Sebut Fenomena Alam
LUWU UTARA,TEKAPE.co —Fenomena hujan es yang terjadi di Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara yang sempat vira di dunia maya mendapat tanggapan dari berbagai pihak.
Bahkan ada yang menyebut fenomena hujan es imerupakan tanda-tanda akan datang datangnya hari kiamat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Alauddin Sukri menyampaikan fenomena hujan es merupakan fenomena alami yang biasa terjadi.
Ia menyebutkan kejadian hujan lebat dan turunya es disertai petir berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada saat masa pancaroba.
“Jadi secara umum hujan, petir dan angin kencang itu dapat terjadi dari suatu gumpalan awan hujan atau y weang biasa disebut awan Comulonimbus,” kata Alauddin, Selasa 3 Maret 2018.
Cumulonimbus merupakan salah satu jenis awan rendah yang dapat menjulang tinggi hingga ketinggian sekitar 12000 m. Awan Cumulonimbus terdiri dari titik air, partikel es juga disertai gerakan naik dan gerakan turun yang menyebabkan terjadinya gerakan pergolakan udara istilah meteorologinya disebut turbulensi.
“Begitu juga dengan hujan es terjadi dari awan cumulonimbus. Hujan es terjadi ketika turbulensi dalam awan cumulonimbus itu sangat intens, akibatnya partikel es yang jatuh tidak cair sepenuhnya seperti yang biasa terjadi melainkan dalam bentuk air yang masih beku,” paparnya.
Menurut BMKG indikasi terjadinya hujan es disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di antara lain:
-Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
-Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
-Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu – abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
BACA: Di Medsos, Hujan Es Landa Baebunta Luwu Utara
-Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
-Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
-Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba – tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
-Jika 1 – 3 hari berturut – turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak. (rn/jsm)
Tinggalkan Balasan