105 Ekor Babi Mati Mendadak di Torut, Diduga Virus ASF
TORUT, TEKAPE.co – Dinas Peternakan Toraja Utara (TORUT), mencatat sebanyak 105 ekor babi mati mendadak diduga akibat virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika.
“Kurang lebih 105 ekor babi mati mendadak diduga karena virus ASF ini,” ujar Kepala Dinas Peternakan Torut Lukas Pasarai kepada wartawan Selasa 16 Mei 2023.
“Untuk kepastiannya belum karena kami baru kirim sampel ke Dinas Peternakan Sulsel,” sambungnya.
BACA JUGA:
14 Ribu Babi di Luwu Timur Mati Terserang Virus ASF, Tersebar di 11 Kecamatan
Diduga, kata Lukas, virus ASF masuk di Toraja Utara pada akhir April 2023 lalu. Virus tersebut berasal dari Tolai Sulawesi Tengah (Sulteng), Luwu Timur dan Luwu Utara.
Karena itu, pihaknya mulai melakukan larangan babi dari luar daerah masuk ke wilayah Toraja Utara.
“Dari koronologi yang kami dapatkan, awal mula munculnya ASF di Toraja sekitar akhir bulan April, yang disebarkan babi-babi dari luar daerah seperti Tolai Sulteng, Lutim, dan Lutra. Makanya sekarang kami berjaga di perbatasan untuk melarang babi luar daerah ini masuk dulu,” ungkapnya.
Selain melarang babi dari luar daerah masuk, pihaknya juga melarang penjualan babi di Pasar Hewan.
Dia menduga virus ASF bisa menyebar lewat udara dengan tingkat penyebaran yang sangat tinggi.
“Kita tutup juga pasar Hewan Bolu untuk babi, kalau kerbau tidak apa-apa. Ini virus tingkat penularannya sangat tinggi dan bisa menyebar lewat udara kepada babi.”
“Apalagi beberapa kasus ASF yang kami dapatkan itu berada di kandang Pasar Hewan Bolu,” ucap Lukas.
Lukas menjelaskan, virus ASF memiliki gejala bintik merah dan babi mengalami demam tinggi. Namun gejala tersebut terbilang singkat kemudian babi tiba-tiba mati.
“Gejalanya itu sakit yang diderita babi, seperti demam dan ada bintik merah di sekujur tubuhnya. Tapi gejala itu hanya sebentar kurang dari 24 jam, lalu tiba-tiba babi mati,” jelasnya.
Lukas mengimbau peternak babi di Toraja Utara untuk sementara melakukan isolasi terhadap hewan ternaknya dan tidak mengambil pakan ternak dari luar daerah.
Menurutnya, cara ini dinilai bisa mencegah penyebaran virus ASF di Toraja Utara.
“Babinya jangan dibawa ke mana-mana dulu, harus diisolasi. Untuk sementara juga jangan datangkan pakan ternak babi dari luar daerah khususnya wilayah terdampak,” katanya
“Kami juga akan secara rutin mengecek kesehatan babi-babi pernak,” imbuhnya.(*)
Tinggalkan Balasan