Tekape.co

Jendela Informasi Kita

UMKM Bahodopi Tumbuh 62,7 Persen, Dorong Ekonomi Lokal Morowali

Salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kecamatan Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. (ist)

MOROWALI, TEKAPE.co – Dalam kurun lima tahun terakhir, Kecamatan Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Berdasarkan data PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), pertumbuhan usaha di wilayah ini meningkat hingga 62,7 persen, menandai terciptanya iklim usaha yang kondusif dan potensi ekonomi lokal yang terus berkembang.

Per Maret 2025, jumlah unit usaha di Bahodopi telah mencapai 7.643 unit, meningkat tajam dari 4.697 unit pada 2021.

Pertumbuhan ini sekaligus mencerminkan fase stabilisasi dan tantangan baru dalam pengembangan UMKM Bahodopi ke depan.

Hadirnya kawasan industri pertambangan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menjadi katalis utama perkembangan usaha mikro di Bahodopi.

Aktivitas industri pengolahan nikel yang pesat menarik gelombang penduduk dari berbagai daerah, sehingga mendorong permintaan terhadap produk dan jasa lokal.

Deretan kios, lapak, hingga toko semi permanen kini mendominasi lanskap perkotaan Bahodopi.

UMKM tumbuh menjamur di sepanjang jalan utama dan dekat kawasan industri, memberikan warna tersendiri pada aktivitas ekonomi masyarakat.

“Dominasi UMKM dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia sangat besar. UMKM bukan hanya menyerap tenaga kerja, tapi juga berkontribusi besar terhadap PDRB daerah,” ujar Dedy Kurniawan, Head of Media Relations Department PT IMIP, Selasa (1/7/2025).

Dari total UMKM Bahodopi, tercatat penyerapan tenaga kerja mencapai 16.705 orang.

Tiga jenis usaha dengan unit terbanyak adalah:

Kios Sembako & Pertamini: 981 unit

Stan Minuman: 735 unit

Warung Makanan Semi Permanen: 670 unit

Disusul oleh usaha lainnya seperti kios umum (648), warung makan (591), konter ponsel (274), bengkel (274), toko pakaian & APD (263), serta kios menengah (246 unit).

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2024, mencapai 14,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Lonjakan ini erat kaitannya dengan meningkatnya arus penduduk ke Bahodopi, terutama pekerja yang ingin merasakan peluang ekonomi dari sektor industri nikel di IMIP.

Berdasarkan survei internal Tim Secretariat & General Affair Divisi R&B PT IMIP.

Berikut rincian pertumbuhan jumlah unit usaha di Bahodopi:

2021: 4.697 unit

2022: 5.034 unit

Februari 2023: 6.617 unit

Agustus 2023: 7.299 unit

2024: 7.318 unit

Maret 2025: 7.643 unit

“Setelah lonjakan pada 2023, pertumbuhan mulai melambat pada 2024. Tapi geliat ekonomi masih cukup dinamis,” jelas Dedy.

Salah satu pelaku usaha sukses di Bahodopi adalah Abdullah (53), pemilik warung makan “Dapur Pak Dul” di Desa Bahomakmur.

Hijrah dari Soppeng, Sulawesi Selatan, Abdullah merintis usaha kuliner sejak 2018.

Seiring meningkatnya kebutuhan makan dari karyawan perusahaan di kawasan IMIP, bisnisnya berkembang pesat.

“Sejak pabrik PT Chengtok Litium Indonesia (CTLI) mulai beroperasi Oktober 2024, saya buka warung 24 jam karena banyak pelanggan dari karyawan shift malam,” tutur Abdullah.

Warung makan ini kini mempekerjakan 18 orang, mulai dari juru masak hingga kurir makanan.

Kehadiran “Dapur Pak Dul” menjadi contoh konkret peran UMKM dalam menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini