Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Tak Perlu Panik, Setelah Dari Toraja, Menhub Ternyata Sambut ABK Diamond Princess

Menhub Budi Karya, saat disambut Bupati Luwu H Basmin Mattayang, di Bandara Bua, 29 Februari 2020, lalu.

PALOPO, TEKAPE.co – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (COVID-19).

Budi kini dirawat di RSPAD Gatot Subroto dengan nomor pasien 76. Hal itu diumumkan langsung Mensesneg Pratikno, di gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Sabtu 14 Maret 2020.

Meski Menhub Budi Karya Sumadi sempat kunjungan kerja ke Sulawesi, termasuk Luwu dan Toraja, 28-29 Februari 2020 lalu, masyarakat tak perlu panik. Namun bisa tetap waspada.

Sebab, sepulang dari Toraja, Menhub Budi diketahui memang pernah ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jabar, Minggu 1 Maret 2020, lalu.

BIJB merupakan tempat evakuasi 69 WNI anak buah kapal (ABK) Diamond Princess, yang penumpangnya banyak terinveksi virus corona.

Sepulang dari lokasi itu, Menhub sempat dikabarkan mengalami sakit tifus. Namun setelah 14 hari, Menhub ternyata positif terjangkit virus corona.

Namun demikian, belum diketahui sejak kapan Menhub terinveksi virus corona. Hanya saja, banyak memprediksi jika kemungkinan virus itu didapat saat menyambut ABK kapal pesiar Diamond Princess itu.

BACA JUGA:
Baru-baru Dari Luwu dan Toraja, Menhub Dinyatakan Positif Corona

Para ilmuwan menyebut, hasil penelitian menjadi bukti pendukung bagi periode pemantauan aktif yang ditetapkan saat ini untuk pasien positif Covid-19, yakni 14 hari.

“Berdasarkan analisis kami terhadap data yang tersedia untuk umum, rekomendasi saat ini yaitu 14 hari untuk pemantauan aktif atau karantina adalah masuk akal,” kata pemimpin studi, Profesor Justin Lessler dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health seperti dikutip dari The Guardian, yang dilansir Liputan6.

Ia mengungkapkan, temuan timnya adalah estimasi ‘cepat’ terbaik yang bisa didapat saat ini. Namun, sang ilmuwan menekankan, masih banyak yang harus dipelajari soal Covid-19. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini