Sosialisasi Perda Wajib Belajar, Dewan Sulsel Ingatkan Pentingnya Pendidikan
LUWU, TEKAPE.co – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dari Fraksi Partai Demokrat, Fadriaty AS, sosialisasi peraturan daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2017 tentang wajib belajar pendidikan menengah.
Sosialisasi ini digelar di Dusun Kalisok, Desa Lebani, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sabtu 12 September 2020.
Dalam sosialisasi, Dewan Sulsel, Fadriaty AS, menekankan jika perda yang disosialisasikan sangat penting, dimana pendidikan menengah ini adalah salah satu bekal generasi pelanjut saat masuk ke dunia kerja. ia juga menyarankan para orangtua agar semampunya bisa memberikan fasilitas pendidikan untuk anaknya.
“Jangan kasi tidak sekolah anak ta, itu hak dasar anak. Kita bisa kena sanksi jika tak memberi pendidikan untuk anak, meskipun itu hanya sanksi administrasi,” ucapnya.
Lanjut, Fadriaty, menyampaikan bahwa, meskipun saat ini biaya sekolah ditanggung pemerintah melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun tidak semua bisa ditanggung oleh pemerintah melalui dana BOS itu
“Yang ditanggung oleh pemerintah hanya sekitar Rp. 1,7 juta untuk SMA, ini setelah diambil alih oleh Pemerintah Provinsi, tapi biaya foto copy belum bisa ditanggulangi oleh pemerintah. Jadi kalau ada anak ta yang minta uang foto copy, kita kasi, jangan ki bilang, katanya gratis ada dana bos, belum semua bisa ditanggung, karena APBD provinsi kita belum cukup untuk menanggung semua,” tuturnya.
Sementara itu, Dewan Sulsel tersebut menuturkan tujuan perda ini untuk meningkatkan perluasan pendidikan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, mewujudkan pendidikan bermutu. Mendorong peningkatan angka partisipasi murni dan angka partisipasi kasar peserta didik. Meningkatkan perluasan akses pendidikan.
“Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bermutu minimal sampai ke jenjang pendidikan menengah dan memberikan pendidikan minimal bagi peserta didik, untuk dapat hidup mandiri secara layak dalam masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” jelasnya.
Disamping itu, salah satu tenaga pendidik, Sarif, yang juga menjadi narasumber dalam sosialisasi tersebut, menyampaikan sedikit keluhan para siswa dan orang tua menghadapi pendidikan di tengah pandemi Covid-19, diantaranya terkait pemenuhan kuota internet siswa yang belajar secara daring.
“Tidak sedikit siswa stres karena harus belajar dari rumah. Kenapa stres, meskipun ada siswa yang dulunya malas pergi sekolah, juga pasti merindukan suasana sekolah. Kita juga sebagai orang tua full time dampingi anak belajar dari rumah. Dan biaya kebutuhan sekolah anak juga bertambah, untuk membeli kuota internet,” kata Sarif.
Diketahui, acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Lebani, Mappiati, masyarakat setempat dan tokoh masyarakat. (*)
Tinggalkan Balasan