Pengurus PDI-P Di Luwu Timur Tinggalkan Budiman – Akbar Di Pilkada 2024. Kok Bisa?
LUWU TIMUR, TEKAPE.co. — Pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) meninggalkan pasangan Budiman – Akbar di Pilkada Luwu Timur 2024. Pengurus yang hengkang dari PDI-P yakni, Sekretaris PAC Angkona, Lukas Rangga dan bendahara, Amos Samma.
Hal itu dilakukan lantaran hasil survey pasangan Budiman dan Akbar Andi Laluasa jauh tertinggal dari Pasangan Irwan Bachri Syam (IBAS) dan Puspawati Husler. “Hasil survei Ibas – Puspa tinggi dan kita juga realistis melihat, sosok Pak Ibas dan Mama Aji (Ibu Puspa) adalah sosok yang dekat dengan masyarakat,” kata Lukas.
“Tidak ada yang dibeda – bedakan antar sesama. Beliau tahu bagaimana cara memanusiakan manusia. Kapan lagi kita punya pemimpin seperti beliau – beliau ini kalau bukan sekarang,” katanya.
Bahkan, diacara pengukuhan tim pemenangan kecamatan dan relawan Ibas – Puspa di Kecamatan Angkona baru – baru ini. Sekertaris PAC PDI-P Angkona, Lukas Rangga mengumumkan dirinya bersama – sama dibarisan Ibas dan Puspa.
“Ada hal yang ingin saya sampaikan saudara – saudaraku sekalian. Sikap politik yang harus saya sampaikan pada saat ini. Saya Lukas Rangga selaku sekertaris PAC PDI-P Angkona menyatakan sikap memberikan partisipasi bersama bapak Irwan Bachri Syam bersama Mama Aji ibu Puspa,” kata Lukas Rangga disambut tepuk tangan meriah.
Dikutip dari laman Detik.com. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA baru – baru ini merilis hasil survei elektabilitas bakal calon bupati Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) di Pilkada 2024.
Hasilnya, elektabilitas Ketua NasDem Lutim, Irwan Bachri Syam (Ibas) unggul disusul Bupati Lutim Petahana yang juga Ketua DPC PDIP Budiman dan Ketua DPD PAN Usman Sadik dalam simulasi tiga calon.
Tingkat kepercayaan survei elektabilitas bakal calon bupati Lutim ini sebesar 95%. Sedangkan margin of error survei ini kurang lebih 4,8%.
Dalam simulasi tiga calon Ibas unggul dengan tingkat elektabilitas di angka 43% disusul Budiman 32% dan Usman 4,1%. Responden tidak tahu atau belum menentukan pilihannya sebanyak 20,9%.
Dalam simulasi head to head, Ibas tetap unggul dari Budiman. Ibas meraih 44,3%, sementara Budiman 33,2%. Responden tidak tahu atau belum menentukan pilihannya dalam simulasi head to head ini sebanyak 22,5%.
Peneliti Senior LSI Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan hasil itu menunjukkan elektabilitas Bupati Budiman di Pilkada Lutim mulai meredup. Di sisi lain, figur penantang, yakni Ibas makin moncer.
“Terkait temanya redupnya petahana dan cemerlangnya penantang ini digambarkan dari elektabilitas. Ibas kenapa moncer karena ini agak berbeda dengan Pilkada umumnya, karena umumnya hampir semua pilkada petahana unggul. Kalau merujuk pada periode survei ini berarti 5 bulan sebelum pemilihan petahan sudah dikalahkan,” kata Ikrama.
Dia membeberkan penyebab pesona Budiman sebagai petahana meredup karena rendahnya kepuasaan publik terhadap kinerja, dan tingkat menginginkan kembali yang dibawah 50%. Pesona penantang yang tinggi, setidaknya disokong oleh aspek penerimaan personal.
“Ibas kandidat dengan tingkat kesukaan tertinggi di atas 90%, juga diuntungkan karena terdapat sentimen bahwa daerah tidak banyak berubah di angka 50,8%, lebih buruk 10,3%,” katanya.
“Pesona penantang juga diuntungkan karena tidak memiliki resistensi yang besar, dan cenderung punya irisan suara dengan kandidat lain,” tambahnya. (*)
Tinggalkan Balasan