Dilema Tambang Illegal Rampi, Pemangku Adat: Mendulang Emas Dilakukan Sejak Nenek Moyang Kami
RAMPI, TEKAPE.co – Tambang emas illegal di Kecamatan Rampi, salah satu kecamatan terpencil di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), menimbulkan dilema tersendiri bagi masyarakat setempat.
Pro kontra di masyarakat terjadi setelah seorang pekerja tambang tewas pekan lalu. Jika dilarang, maka akan berpengaruh terhadap penghidupan masyarakat. Namun jika dibiarkan, maka akan merusak lingkungan.
Pejabat Pelaksana Tokei’ (Pemangku Adat Rampi), John Senimin, saat dikonfirmasi via telepon, Senin (08/05/2023), menyebutkan kegiatan menambang atau mendulang emas itu adalah salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat Rampi.
“Memang kegiatan menambang yang dilakukan oleh warga saat ini salah. Namun jika tidak dilakukan, maka warga kehilangan pendapatan,” jelasnya.
Ia mengatakan dilema. Jika menambang salah, tapi tidak menambang juga salah. Sebab dengan menambang atau mendulang emas, warga bisa menyekolahkan anak-anaknya.
Selain itu, John Senimin menyebutkan, jika kegiatan mendulang emas sudah menjadi kegiatan turun temurun yang dilakukan warga Rampi.
“Nenek moyang kami dulu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, itu mencari bijih emas dengan cara mendulang, menggunakan alat seadanya,” terang John Senimin.
Untuk itu, John Senimin berharap pemerintah bisa hadir dan memberikan solusi bagi masyarakat Rampi.
“Jika memang ada jalan dan dibenarkan dalam sebuah aturan atau undang-undang, masyarakat bisa diberikan legitimasi untuk melakukan penambangan, seperti tambang rakyat,” harap John Senimin.
John Senimin juga menyinggung aksi demontrasi yang dilakukan mahasiswa Rampi beberapa waktu lalu, yang dianggapnya tidak seharusnya mereka (mahasiswa Rampi) lakukan.
“Harusnya mahasiswa ini duduk bersama dengan masyarakat Rampi untuk bersama-sama mencari solusi atas persoalan yang terjadi di Rampi,” tutur John Senimin.
Sekarang ini, kata dia, masyarakat di Rampi banyak yang tidak setuju dengan aksi demontrasi yang dilakukan mahasiswa.
Ia juga menyampaikan, korban yang meninggal dunia di lokasi tambang beberapa hari lalu, bukanlah warga Rampi.
“Korban bukan warga Rampi, melainkan warga dari Bada, Sulawesi tengah,” tandas John Senimin. (accy)
Tinggalkan Balasan