Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Warga Bua Luwu Soroti Rekrutmen PT BMS: Dugaan “Orang Dalam” dan Praktik Tak Transparan

LUWU, TEKAPE.co – Proses rekrutmen tenaga kerja yang dilakukan PT BMS di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menuai kecaman keras dari masyarakat. Warga menilai seleksi calon karyawan perusahaan smelter tersebut penuh kejanggalan, tidak transparan, dan diduga kuat melibatkan praktik “orang dalam”.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pelamar kerja dari wilayah setempat mengaku tidak mendapat kejelasan terkait hasil seleksi. Bahkan, sebagian besar warga lokal yang telah mengajukan lamaran tidak pernah dipanggil mengikuti tahapan rekrutmen. Sebaliknya, beberapa nama dari luar daerah justru diterima bekerja. Mereka diduga memiliki hubungan dekat dengan pihak perusahaan maupun oknum tertentu yang berpengaruh di internal PT BMS.

“Kami menduga adanya indikasi permainan orang dalam. Ini jelas tidak adil bagi anak-anak muda yang sudah melamar dengan harapan besar,” kata Dicky, warga Bua, saat ditemui, Rabu (23/10).

Menurut Dicky, praktik seperti ini mencerminkan arogansi perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka. Ia menilai PT BMS hanya memanfaatkan sumber daya lokal tanpa memberi kesempatan bagi masyarakat setempat untuk berkembang.

“Perusahaan beroperasi di tanah kami, tapi masyarakat lokal disingkirkan. Kalau proses rekrutmen saja sudah kotor, bagaimana masyarakat bisa percaya bahwa mereka membawa manfaat?” ujarnya dengan nada kecewa.

Dicky juga menyoroti sikap perusahaan yang dinilai mengabaikan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). Menurutnya, PT BMS seharusnya menempatkan masyarakat lokal sebagai prioritas utama penerima manfaat, sejalan dengan semangat otonomi daerah dan keadilan sosial.

“Pemerintah daerah seharusnya tidak menutup mata. Mereka wajib memastikan setiap perusahaan yang beroperasi di Luwu memberi kesempatan kerja yang adil bagi warga setempat, bukan membiarkan permainan ‘orang dalam’ mengatur semuanya,” tegasnya.

Warga menilai, jika praktik semacam ini terus dibiarkan, keberadaan PT BMS hanya akan menjadi alat eksploitasi yang menguntungkan segelintir pihak, sementara masyarakat di sekitar perusahaan tetap hidup dalam ketimpangan dan kehilangan hak atas tanah mereka sendiri.

Hingga berita ini diterbitkan, Site Manager PT Bumi Mineral Sulawesi, Muh. Aldin, belum memberikan tanggapan, terkait dugaan yang dilayangkan warga tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini