Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Bahas Inovasi Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN Sulsel Studi Banding ke Jawa Timur

Foto: Kepala BKKBN Sulsel, Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd, Saat Studi Banding ke BKKBN Jawa Timur. (dok.bkkbnsulsel)

JATIM, TEKAPE.co – Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan lakukan Studi Banding ke BKKBN Jawa Timur terkait pelaksanaan Program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS), Kamis, 01 Desember 2022.

Rombongan BKKBN Sulsel diterima langsung oleh Kepala BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM, di Ruang Vicon, Kantor BKKBN Jatim

Hadir dalam rombongan Kepala BKKBN Sulsel, Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd, Sekretaris dan Koordinator Bidang serta Tim Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting (Satgas PPS) Sulsel.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKKBN Sulsel, Andi Rita, mengatakan pemilihan Jawa Timur sebagai lokasi kunjungan sebab Jatim merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia, selain itu banyak prestasi l dan inovasi yang diraih dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan penanganan Stunting.

“Kami memilih Jatim sebagai lokasi studi banding, karena kami melihat BKKBN Jatim punya banyak inovasi dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, terlihat dari banyaknya prestasi yang diraih dan kesuksesan meraih predikat ZI-WBK WBBM,” kata, Andi Rita.

Lanjut, Andi Rita berharap lewat kunjungan ini lahir terobosan dan inovasi bersama dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di masing-masing wilayah.

“Kami berharap ada inovasi yang dapat kami implementasikan di Sulsel lewat sharing pengalaman BKKBN Jatim khusunya dalam penangan Stunting,” harap Andi Rita.

Disamping itu, Andi Rita menjelaskan angka Stunting di Sulsel terbilang cukup tinggi yaitu 27,4 persen di atas nasional yaitu 24,4 persen.

“Untuk mengejar target 14 persen di tahun 2024, perlu dilakukan penguatan strategi dan kolaborasi bersama dalam penanganan Stunting,” ujar Andi Rita, menambahkan penduduk Sulsel berjumlah 9 juta jiwa, terdiri dari 24  Kabupaten Kota, 311  Kecamatan.

Dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana didukung sebanyak 1.388 Penyuluh KB, dimana 159 diantaranya adalah PPPK, selain itu terdapat 6.682 Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan total jumlah 20.046 kader.

Terkait penanganan Stunting beberapa kabupaten kota telah mengembangkan inovasi diantaranya Gerakan “One Egg One Day” di Kabupaten Barru dengan menyasar Anak Berisiko Stunting, Layanan Terpadu Atasi Stunting dengan Hati (LARAS HATI) Kabupaten Pangkep, Pembentukan Lorong Pengendali Stunting (LOPIS) Kota Makassar, Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) melibatkan pengusaha se-Kabupaten Bulukumba dan Prigram BAAS Kabupaten Enrekang yang mewajibkan setiap ASN menjadi BAAS.

“Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan juga telah membentuk Tenaga Gizi Pendamping Desa yang berfokus pada 250 Lokus Stunting di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN Jatim, Maria Ernawati mengatakan sebuah kehormatan mendapat kunjungan dari BKKBN Sulsel.

“Kami berharap juga dapat memperoleh informasi bagaimana pelaksanaan program di Sulawesi Selatan, yang nantinya dapat dipadukan dalam mendukung pencapaian pelaksanaan program Bangga Kencana di Jatim,” terangnya.

Ia menyebutkan untuk pelaksanaan program Bangga Kencana dan PPS, BKKBN Jatim memanfaatkan teknologi informasi dengan mengembangkan beberapa aplikasi berbasis web dan android untuk memudahkan dalam monitoring dan Pelaksanaan program.

“Karena kondisi mendorong kita harus berinovasi dalam bekerja, kita harus bekerja tidak seperti biasanya, dimana jatim merupakan provinsi besar dengan jumlah penyuluh dan kader yang ribuan perlu dikembangkan inovasi agar bisa melaksanakan monitoring secara efektif,” tutur, Ernawati.

Lebih lanjut dikatakan adapun aplikasi tersebut diantaranya aplikasi absen Penyuluh KB untuk monitoring kehadiran dan pembayaran tukin, aplikasi DUPAK Penyuluh KB, Aplikasi ASN KB terkait layanan kepegawaian, Aplikasi Perjalanan Dinas.

“Selain di BKKBN Jatim, beberapa kabupaten kota juga telah mengembangkan aplikasi terkait monitoring dan pelaporan Tim Pendamping Keluarga,” tandasnya.

Kunjungan ini juga di dirangkaikan dengan kunjungan ke Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang.

(rls/ham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini