Tekape.co

Jendela Informasi Kita

OPINI: Mengaku Muslim Tapi Mesra dengan Kafir Harbi

Septi Pramitasari

Oleh: Septi Pramitasari

Berita tentang kunjungan lima orang Nahdliyin ke Israel dan bertemu dengan presiden Israel Isaac Herzog yang dilakukan awal bulan juli ini. Sungguh sangat
membuat heboh public. Mereka bukan orang awam biasa yang dianggap buta geopolitik, bahkan mereka dianggap sebagai cendikiawan muda NU.

Kelima nahdliyin ini yaitu: Zainul Ma’arif, ia seorang Professor Madya Filsafat di Universitas Nahdatul Ulama Indonesia (UNISIA)/ guru filsafat islam juga sebagai Pengurus PWNU DKI Jakarta. Munawar Aziz, sebagai Sekretaris umum PP Pagar Nusa, organisasi pencak silat NU, dan Sekretaris Pengurus Cabang istimewa (PCI) nahdatul ulama united kingdom atau inggris Raya.

Nurul Bahrul Ulum,sebagai Pengurus PP Fatayat NU, Organisasi perempuan muda NU, dan sebagai Petugas komunikasi dari program pertukaran muslim Australia-Indonesia. Selanjutnya Izza Annafisa juga sebagai Pengurus PP Fatayat NU dan Alumni Universitas Islam Negeri maulana malik Ibrahim Malang dan Universitas Islam Internasional Indonesia.

Terakhir Syukron Makmum, Mantan Wakil Ketua PWNU Banten, Pernah menempuh pendidikan di mesir. Ikut juga bersama mereka Pimpinan Jamaah Yahudi Sulawesi Utara yakni Rabbi Yaakov Baruch (Bisniscom15/7/2024).

Jika diliat track record dari NU hal ini bukan pertama kali mereka lakukan, pada tahun 2018 lalu Ketua umum PBNU Yahya Cholil Tsaquf, pada saat itu jabatannya sebagai sekjen PBNU, pernah melakukan pertemuan yang sama dengan perdana mentri Israel Netanyahu, pertemuan ini dianggap sowan pribadi alias tidak membawa nama nahdatul ulama, namun jejak digital mengungkapkan sebaliknya.

Tapi sebaliknya pihak Israel memanfaatkan pertemuan untuk propaganda menyatakan bahwa muslim dunia semakin dekat dengan Israel, terlebih Indonesia sebagai Negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia, dengan tujuan mengaburkan kejahatannya yakni menjajah dan menggencarkan genosida terhadap palestina (Metro TV 16/7/2024).

Syukron Makmun sebagai salah satu nahdliyin yang berkunjung ke Israel menyatakan bahwa kunjungan mereka kesana bukan untuk menyatakan dukungan kepada israel tetapi misi utamanya adalah untuk melakukan penelitian lapangan, diskusi dan dialog lintas iman untuk perdamaian dunia, bahwa peperangan akan merugikan kedua belah pihak.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa syarat berkunjung ke Israel Cuma harus open minded dan pintar berbahasa inggris. Syukron Ma’arif menganggap kujungan mereka ini sebagai jihad terbesar di hadapan pemimpin yang dzolim.

Setali tiga uang Dr Zainul Maarif salah satu tokoh yang ikut kunjungan menjelaskan “saya bukan demonstran,melainkan fisul agamawan. Alih alih demonstrasi dijalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi, dan mengungkapkan gagasan” ujarnya dalam dalam video yang dia unggah melalui akun instragramnya (Muslimah News Com)

Kunjungan ini Melukai hati Ummat Islam Dunia

Kunjungan ke lima nahdliyin ini ke israel, mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak. Kunjungan mereka ini dianggap memberikan citra buruk untuk Indonesia sebagai Negara muslim terbesar di dunia.

Bagaimana mungkin Indonesia yg negaranya pernah terjajah terkesan bergandengan tangan dengan penjajah? dan sebagai seorang muslim bagaimana bisa kita duduk bersama dengan musuh agama yang membantai saudara-saudara kita?

Bahkan Dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York AS,23 januari 2024 lalu, PM Israel secara terbuka menyatakan bahwa, Israel tidak akan mengijinkan Negara palestina untuk berdiri, yang artinya tujuan Israel sesungguhnya ingin menghilangkan palestina dari Peta dunia. (VOA Indonesia)

Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai kunjungan itu sebagai hal yang memalukan. “Kita harus menegaskan bahwa pertemuan ini adalah pertemuan yang memalukan dan memuakkan”:.5 Aktivis temui Presiden Israel Lukai Perasaan umat islam Seluruh Dunia?” melalui kanal Khilafah News, Sabtu (20/7/2024)

Kelalaian pemerintah dalam menangani hal inilah yang menyebabkan hal ini terus terjadi, sangsi yang diberikan paling cukup permintaan maaf, itupun jika
tindakan mereka ini viral dimedsos, jika tidak maka tidak akan ditindak lanjuti.

Karena tolak ukur suatu perbuatan salah/melanggar hukum di negeri kapitalis ini adalah ‘materi‘ atau untung/rugi. Jika perbuatannya dianggap tidak merugikan
Negara/orang lain secara materi maka pelanggaran apapun menjadi sah-sah saja. Dan kita belum punya legalitas hukum tentang masalah ini.

Hukum kita lemah tentang masalah ini. Kita belum punya hukum legalitas resmi untuk membela palestina, kita hanya punya di pembukaan UUD’1945 “bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan “ tapi tdk ada pasal pasal yang melarang untuk tidak berhubungan dengan Israel baik bagi individu maupun organisasi, kelemahan inilah yang diketahui oleh pihak Israel dan dimanfaatkan untuk memperbaiki citra buruknya dimata dunia

Menurut uzt. Felix siaw, kunjungan kelima nahdliyin ini harus ditindak tegas. Mereka sudah jelas melakukan kesalahan, karena mereka bertindak seolah-olah mewakili PBNU, karena tidak mungkin presiden Israel akan menerima kunjungan apabila tidak diafiliasi ke organisasi besar, hal ini bukan yang pertama mereka lakukan, karena tidak ada tindak tegas dari Negara, padahal perbuatan mereka ini sudah jelas-jelas salah dari segi kemanusiaan sangat menjijikkan karena berteman dengan pembunuh/pembantai, dari segi diplomasi sangat bodoh, karena tidak mungkin mereka tidak tau bahwa hubungan diplomasi Indonesia untuk Israel ditutup, dan dari segi islam sangat dzolim.

Karena kita ummat muslim bersaudara dari belahan dunia manapun berada, diibaratkan bagai satu tubuh, jika bagian yang satu sakit maka yang lain akan merasakan sakit juga.

Inilah gambaran jika kaum muslim dicengkram oleh kapitalisme, paham yang membuat kaum muslimin baik secara personal, masyarakat bahkan Negara, memandang islam hanya sebagai agama ritual saja.

Disisi lain solusi diplomatic juga menunjukkan keberhasilan kapitalisme menguasai kaum muslimin, melalui berbagai perjanjian negera-negar barat mengikat kaum muslimin hingga memadamkan semangat jihad kaum muslimin.

Bagaimana islam memandang Hal ini?

Dalam islam sudah jelas bahwa zionis ini termasuk kedalam golongan kafir harbi, karena mereka telah secara nyata menunjukkan permusuhan yang nyata kepada kaum muslimin bahkan membantai saudara-saudara kita dipalestina selama 76 tahun(genosida).

Kaum zionis ini adalah kaum penjajah, Allah melarang kita melakukan hubungan apapun dengan kaum kafir ini dan bersikap keras kepada mereka. Allah SWT berfirman dalam surah AL Fath ayat 29 yang artinya untuk bersikap keras terhadap kaum kafir. Tidak boleh melakukan hubungan apapun dengan mereka kecuali jihad/perang.

Allah telah mengatur hubungan dengan orang kafir / yahudi yang disebutkan dalam surah Al maidah, yang kurang lebih artinya sebagai berikut ‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang Yahudi dan Nasharah sebagai teman dekat, sahabat atau pemimpin, dan sebagian mereka adalah pelindung dari sebagian yang lain, siapa saja dari kalian yang memilih orang yahudi sebagai sahabat dan teman dekat dan lebih loyal kepada mereka daripada kepada Allah dan Rasulnya, maka mereka bagian dari orang Yahudi, sungguh Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.

Sikap tegas dalam menghadapi Yahudi sudah berulang kali dicontohkan oleh Rasulullah. Yakni setelah Daulah tegak di Madinah, Rasulullah langsung mengeluarkan Piagam Madinah, yang pada masa itu dianggap sebagai aturan Negara Daulah.

Piagam ini mengatur hubungan antara muslim dan Yahudi juga antar sesama Yahudi. Empat kelompok Yahudi yang tinggal dalam Madinah pada saat daulah tegak adalah Bani Qainuqa, bani Khaibar, bani Nadhir dan Bani Quraitsah.

Dalam menghadapi yahudi Bani Qainuqa, karena telah melakukan pelanggaran terhadap Piagam Madinah, melecehkan seorang muslimah yang berada di pasar Bani Qainuqa.

Rasulullah sudah berulang kali memperingati Bani Qainuqa ini agar menghormati kaum muslimin, tapi mereka tidak pernah mengindahkannya, maka Rasulullan langsung memerintahkan kaum muslimin untuk mengepung perkampungan mereka selama 15 hari dan meminta pendapat sahabat-sahabat beliau dengan melakukan musyawarah.

Akhirnya diputuskan untuk menghukum mati seluruh yahudi Bani Qainuqa. Lalu diumumkanlah keputusan itu, sampai datang Abdullah bin Ubay bin Salul, seorang Yahudi dari kaum kharaj yang baru masuk islam.

Dia menyatakan islam kpd Rasul krn takut terlindas, tapi masih bersekutu dengan Bani Qainuqa. Dia meminta nabi Muhammad untuk berbuat baik dengan mengampuni sekutunya yaitu Bani Qainuqa. Dengan berbagai pertimbangan Rasulullah mengabulkan permintaannya.

Beliau tidak jadi menghukum mati Yahudi Bani Qainuqa, diganti dengan hukuman harus malam meninggalkan Madinah maximal dalam waktu 3 hari 3 malam.

Begitu juga dengan yahudi bani Khaibar, yang melakukan pelanggaran Piagam Madinah karena bersekutu dengan kafir Qurais. Rasulullah langsung menindak tegas dengan langsung menyerang bani Khaibar, peristiwa ini juga terjadi hanya berselang 15 hari dari kepulangan Rasulullah dan kaum muslimin dari perjanjian Hudaybiah. Nah disini kita lihat juga tindakan Rasulullah yang dengan cepat menindak kaum khaibar.

Sudah kita ketahui tegas dan kerasnya sikap Rasulullah dalam menghadapi kaum kafir Harbi. Pun mengenai ke lima nahdliyin ini, Syariat tidak akan membiarkan orang-orang seperti ini, akan ditindak tegas. Mereka dimasukkan ke dalam golongan pengkhianat, musuh agama dan musuh Allah. Maka hukuman terberat bagi mereka bisa sampai ke hukuman mati.

Wallahu alam bissowaf.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini