Tekape.co

Jendela Informasi Kita

UNCP dan MDA Inisiasi Desa Tangguh Becana di Latimojong Luwu

Pusat Studi Pemetaan Bencana (Puspena) Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) bersama PT Masmindo Dwi Area (MDA) menginisiasi program Desa Tangguh Bencana (Destana). (ist)

LUWU, TEKAPE.co – Pusat Studi Pemetaan Bencana (Puspena) Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) bersama PT Masmindo Dwi Area (MDA) menginisiasi program Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.

Kegiatan pada tanggal 3-4 Januari 2025 tersebut sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pengabdian kepada masyarakat dalam meningkatkan resiliensi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana.

Ketua Puspena Dr. Ichwan Muis, S.ST., MPS. Sp mengatakan, bencana seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung kerap terjadi di wilayah Kecamatan Latimojong menjadi perhatian khusus bagi civitas akademika UNCP untuk meningkatkan pengurangan resiko bencana.

“Inisiasi Destana di Desa Ulusalu menjadi prioritas untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi resiko bencana.”

“Kami ingin menciptakan desa yang tidak hanya mampu merespon bencana tetapi juga siap dalam pengurangan risiko bencana secara mandiri,” ujarnya.

Sementara, Kepala DPMD Kabupaten Luwu, Kasmaruddin mengatakan, pentingnya integrasi program Destana kedalam perencanaan pembangunan desa.

“Pembentukan Destana tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, tetapi juga mendukung keberlangsungan pembangunan desa yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, tim UNCP memaparkan hasil penelitian terhadap penyebab banjir dan longsor yang terjadi pada Mei 2024 di Kawasan Latimojong, khususnya di Desa Ulusalu, dengan menyajikan data foto udara (drone) yang dimiliki.

Program ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif bencana, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mitigasi, serta menciptakan desa yang mandiri dalam menghadapi risiko bencana.

Program ini tidak hanya memperkuat kapasitas masyarakat tetapi juga membangun sinergi antar stakeholder untuk masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.Sebagai Perusahaan yang beroperasi di daerah yang memiliki Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022–2024 tertinggi daerah rawan bencana di Sulawesi Selatan

MDA berkomitmen untuk mengedepankan kesiapsiagaan dalam setiap operasional perusahaan dengan memastikan seluruh kegiatan dilakukan sesuai standar keselamatan tinggi.

Kepala Teknik Tambang MDA, Mustafa Ibrahim menegaskan pentingnya langkah-langkah mitigasi terpadu untuk menghadapi risiko tersebut.

“Kami menyadari tantangan geografis dan risiko bencana alam di kawasan operasional MDA. Karena itu, kami senantiasa mengembangkan langkah-langkah kesiapsiagaan yang didukung oleh mitra kerja berpengalaman untuk memastikan kelancaran operasional tanpa mengabaikan aspek keselamatan,” terangnya.

Lebih lanjut, kesiapsiagaan tidak cukup hanya dari pihak perusahaan, masyarakat desa di sekitar tambang juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan menghadapi risiko bencana.

Program ini melibatkan penguatan kesiapsiagaan, mitigasi, dan kemampuan pulih pasca bencana. Pada faseawal, dua desa, yaitu Ulusalu dan Bonelemo, akan dibina, dan secara bertahap program ini akan diperluas ke seluruh desa di Latimojong.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini