Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Tambang Untuk Kemakmuran, Komitmen PT Vale Bangun Kemandirian Ekonomi

Proses pengapalan nikel matte PT Vale Indonesia. (humas vale)

Melihat komitmen PT Vale dalam menggeliatkan UMKM di wilayah pemberdayaannya, Bupati Luwu Timur (Lutim), Budiman menyampaikan apresiasinya.

Apresiasi tersebut disampaikannya, di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Lutim, di Malili, Senin (9/08/2021), saat bertemu CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy.

“Saya sangat kagum dengan pola pembinaan yang dilakukan PT Vale ke UMKM di Luwu Timur, Pemkab siap mendukung pemasarannya, “ ujarnya.

Sebagai wujud apresiasinya tersebut, Pemkab Lutim akan memfasilitasi spot display pemasaran di kantin PKK. Termasuk mempromosikan produk-produk UMKM Lutim ke luar daerah.

“Kita memang punya konsen agar produk UMKM kita bisa berdaya saing. Kita sangat berterima kasih kepada semua pihak yang berupaya membantu UMKM lebih menggeliat, apalagi di tengah pandemik ini,” ujar Budiman.

Panen padi organik binaan PT Vale di Luwu Timur. (rauf/tekape.co)

Mengedukasi Petani, Mengembangkan Produk Organik

Sementara itu, upaya lain agar kemandirian ekonomi dapat terwujud di wilayah pemberdayaan PT Vale adalah dengan melakukan pembinaan kepada para petani.

Vale sadar, sektor pendapatan terbesar masyarakat Luwu Timur adalah pertanian. Namun mayoritas petani masih mengandalkan pupuk kimia. Padahal, penggunaan zat kimia dapat merusak lahan.

Melihat hal itu, PT Vale hadir untuk memberikan edukasi untuk peningkatan SDM, tentang penggunaan bahan organik dalam pertanian, khususnya proses penanaman padi dan sayur mayur.

Salah satu program PT Vale yang berkelanjutan hingga kini adalah Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) kepada petani di wilayah pemberdayaan di Blok Sorowako yang, diusung sejak tahun 2015.

PT Vale menyadari, sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang terbesar pendapatan daerah di Kabupaten Luwu Timur, di luar sektor tambang.

“Lewat program PSRLB ini, tidak hanya mengedukasi petani untuk melakukan budidaya pertanian yang aman dan ramah lingkungan, tapi juga mampu berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga petani,” jelas Senior Manager Communication PT Vale Indonesia, Suparam Bayu Aji.

Bayu Aji menjelaskan, salah satu pelaksanaan PSRLB ini dengan memberikan pelatihan kepada petani tentang penerapan konsep System of Rice Intensification (SRI) Organik, di Desa Mahalona, Kecamatan Towuti, dan Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda.

Metode SRI Organik telah menekan ketergantungan petani pada produk pabrikan, seperti pupuk dan pestisida. Apalagi, pupuk bersubsidi kian hari kian langka.

“Selain langka, pupuk kimia juga cenderung mahal. Namun setelah mendapat pelatihan SRI Organik, para petani sudah bisa membuat kompos sekaligus racun hama dari bahan alami, yang jauh lebih murah dan tentunya lebih ramah lingkungan,” katanya.

Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya, Desa Libukang Mandiri, Paimin, mengaku hasil dari bertani dengan menerapkan SRI organik sangat memuaskan.

“Sudah 6 tahun saya bertani, tapi hasil masih jauh dari memuaskan. Lewat penerapan SRI Organik, kami berharap dapat menjadi jalan bagi saya dan anggota kelompok tani untuk bisa sukses,” harap Paimin.

Kisah memulai SRI organik ini cukup berat bagi petani. Seperti dikisahkan dalam buku besutan Commit Foundation, berjudul Sinergi Di Lingkar Tiga Danau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini