Tambang Untuk Kemakmuran, Komitmen PT Vale Bangun Kemandirian Ekonomi
Sepanjang 1973-1978, PT Vale telah membangun jalan logistik 64 km yang hingga kini juga digunakan sebagai jalan Trans Sulawesi. Berkat jalan logistik yang beraspal mulus, waktu tempuh via darat Sorowako-Makassar hanya 12 jam.
Selain itu, Vale juga telah membangun kompleks perumahan, pasar, sekolah, dan gedung pertemuan. Berdasarkan catatan Vale, biaya eksplorasi dan pembangunan infrastruktur di Sorowako dan dua daerah tersebut mencapai lebih dari US$845 juta pada era awal pembangunan.
Kemudian Vale juga telah membangun fasilitas primer, seperti Rumah Sakit Inco, sekarang bernama RS Awal Bros, Bandar Udara Khusus Sorowako, dan terminal bus antarkota. Bandara yang dibangun pada pada 1978 melayani penerbangan Sorowako-Makassar yang dapat digunakan oleh karyawan Vale serta masyarakat umum.
Pada awal operasinya juga, Vale menyiapkan tenaga kerja andal, pada 1991 di bawah payung Yayasan Pendidikan Sorowako yang didirikan pada 1979. Vale mendirikan Akademi Teknik Sorowako (ATS).
Tujuannya, menghasilkan pemuda-pemudi lokal terampil, agar menjadi angkatan kerja siap pakai. Sebab, Vale percaya bahwa pendidikan adalah gerbang pembuka masyarakat menuju kemajuan.
Pada tahun 2021, PT Vale ‘menyekolahkan’ 170 karyawannya dari berbagai level untuk mengikuti Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur (PPI), Sertifikasi Insinyur Profesional (SIP), dan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Hal itu sebagai upaya meningkatkan kompetensi, profesionalitas, dan produktivitas, sekaligus implementasi regulasi pemerintah terhadap UU Nomor 14 Tahun 2014 dan PP Nomor 25 Tahun 2019 terkait keinsinyuran.
Dalam buku berjudul ‘TAMASYA (Tambang Menyejahterakan Masyarakat)’ disebutkan, PT Vale telah memberikan akses perbaikan ekonomi dan kehidupan bagi masyarakat di sekitar operasinya. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator.
Misalnya, PT Vale memberikan kesempatan para pengusaha sebagai mitra perusahaan, baik di tingkat lokal mapun nasional. Perusahaan mitra itu mengerjakan proyek-proyek Vale, mulai dari tingkat hulu (eksplorasi dan penambangan), hingga hilir (pengolahan dan pengiriman paket nikel).
Hingga akhir 2019, ada 295 perusahaan lokal yang terlibat dalam pengadaan dan menjadi bagian dari rantai pasok PT Vale.
Kemudian dari pelibatan pekerja lokal (Sulawesi Selatan) dalam operasi perusahaan, pada 2020, ada sebanyak 2.929 orang pekerja lokal Sulawesi Selatan dari total pekerja seluruhnya sebanyak 3.006 orang.
Angka ini naik dari tahun sebelumnya (2019) sebesar 2.827 orang dari total pekerja 3.044 orang.
Sementara itu, implementasi misi keberlanjutan perusahaan dari sisi masyarakat, Vale telah sejak lama melaksanakan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Nilai realisasi dana program sosial ini dari tahun ke tahun juga menunjukkan peningkatan. Hal tersebut guna memberikan jangkauan penerima manfaat dan dampak yang lebih besar.
Dalam buku TAMASYA, Tambang Menyejahterakan Masyarakat, disebutkan, pada 2020, dana program PPM ini mencapai US$4,1 juta. Angka tersebut naik dari tahun 2019 senilai US$3,4 juta, dengan penerima manfaat langsung dari program ini lebih dari 38 ribu jiwa.
Di sisi lain, Vale juga telah membangun sarana dan fasilitas penunjang untuk mendukung roda ekonomi masyarakat dan membentuk peradaban di Blok Sorowako. Di antaranya membangun pasar dan PLTA. Lewat tiga PLTA, Vale menyuplai kebutuhan energi listrik (selain untuk kebutuhan pabrik pengolahan nikel Vale dari 3 PLTA-nya) yang didistribusikan kepada masyarakat melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Tinggalkan Balasan