Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Tambang Untuk Kemakmuran, Komitmen PT Vale Bangun Kemandirian Ekonomi

Proses pengapalan nikel matte PT Vale Indonesia. (humas vale)

Komitmen Vale dalam menjaga Danau Matano dapat diacungi jempol. Sebab selama 53 tahun beroperasi di Sorowako, Vale terus komitmen menjaga kualitas air di Danau Matano.

Vale menyebutkan, dengan jumlah padatan terlarut (TDS) sebesar 138 mg/l, kualitas air Danau Matano lebih baik dari standar air minum dalam kemasan yang memiliki baku mutu TDS 320 mg/l dan standar air minum nasional TDS 500 mg/l.

PT Vale memanfaatkan teknologi baru pengolahan air untuk mengelola limbah agar senantiasa sesuai dengan standar baku mutu.

Berkolaborasi dengan BPPT mengembangkan Lamela Gravity Settler (LGS) yang dipadukan dengan fasilitas pengolahan limbah cair yang sudah dibangun di berbagai lokasi.

“Semua itu kami lakukan, sebagai komitmen kuat atas praktik pertambangan berkelanjutan, demi mencapai net zero emissions pada 2050 yang tengah dibahas dalam COP26 di Glasgow, Skotlandia,” ujar Presdir PT Vale Febriany Eddy.

Bura-bura, mata air Danau Matano. (rauf/tekape.co)

Untuk referensi, Danau Matano sebagai danau purba, menyimpan banyak cerita masa lampau. Salah satunya adalah Mata Air Bura-bura, di Dusun Matano, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.

Mata air ini dipercaya masyarakat setempat sebagai sumber mata air utama Danau Matano. Juga dipercaya sebagai obat.

Saat ini, warga setempat menjadikan mata air itu sebagai sumber penghidupan. Warga mengambil air yang dialirkan lewat pipa ke rumah-rumah.

Mata air bura-bura ini berada di tepi danau, di tengah-tengah perkampungan Desa Matano, yang sudah dibuatkan tembok menyerupai kolam, yang tampak jernih serta terawat.

Di dalam kolam mata air itu, terdapat batu bergambar bulan sabit. Batu berwarna silver itu dipercaya sebagai batu keramat.

“Saat zaman Belanda, sempat batu itu ingin dipindahkan. Namun tidak mampu. Mungkin karena makin ke bawah, ukurannya semakin besar,” ujar warga setempat, Damrin.

Batu bulan sabit itu dipercaya pernah dijadikan tempat bersemedi tomanurung Batara Guru, manusia pertama di Tana Luwu. Dalam satu versi cerita, saat bersemedi itulah, muncul gadis rupawan bersama gelembung-gelembung air atau dalam bahasa daerah setempat disebut bura-bura.

Itulah sebabnya, warga banyak yang percaya, air yang keluar dari mata air itu menjadi obat. Jika diminum dan diniatkan agar enteng jodoh, maka Tuhan akan memudahkan segera bertemu jodoh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini