Tekape.co

Jendela Informasi Kita

OPINI: Jokowi-Prabowo dan Film Gladiator

Oleh : Andrie Islamuddin

OPINI, TEKAPE.co – Pemilihan Calon Presiden RI masih 8 bulan lagi. Tetapi hiruk pikuk politik mulai menebar aroma perang pencitraan para politisi di Republik yang berpenduduk 265 juta ini dengan tujuan mendapat simpati dari rakyat tentunya.

Mata anak negeri ini tentu tertuju oleh dua tokoh sentral yang saat ini terwacana sebagai Capres yaitu Joko Widodo, yang saat ini sebagai maju sebagai incumbent yang didukung koalisi parpol pro pemerintah dan Sosok Prabowo yang diusung Parpol oposisi Gerindra dkk

Kedua tokoh nasional ini mulai dikemas para politisi agar meraih elektabilitas mumpuni di mata rakyat. Parahnya Bahkan para netizen di dunia maya ikut terpengaruh, walau dengan hanya modal pas pasan mengetahui seluk beluk dari kedua figur ini, netizen mulai ikut berkomentar positif dan negatif tentang keduanya pasca terwacana dengan cawapresnya masing masing. Dan hiruk pikuk politik pemilihan capres cawapres tak dapat terhindarkan.

Melihat fenomena keduanya mulai ‘diadu’ di mata masyarakat nusantara, hal ini mengingatkan bagaimana kisah dramatis pada film GLADIATOR. Sebuah film yang meraih Academy Award yang dibintangi Russel Crowe pada tahun 2000 yang berperan sebagai Maximus Decimus Meridius, Sang Jenderal Penuh Dedikasi asal Romawi

Film dengan sutradara Ridley Scot tak pernah bosan untuk saya tonton baik di putar oleh Tv nasional maupun di versi youtube

Maximus adalah jenderal Romawi kesayangan Kaisar Romawi Marcus Aerilius. Jenderal ini memiliki prestasi luar biasa dalam setiap medan pertempuran yang selalu ia menangkan. Maximus bukan tokoh politisi dan betul betul jenderal profesional yang dikasihi oleh Kaisar Romawi.

Rasa sayang Kaisar Romawi kepada Sang Jenderal Perang bahkan melebihi kasih sayang Kaisar kepada buah hatinya Putra Mahkota bernama Commodus yang dalam film itu dibintangi oleh aktor kebangsaan Amerika Joaquin Rafael Phoenix.

Film yang diputar perdana di Los Angeles 1 Mei tahun 2000 dengan durasi 155 menit ini mempertontonkan bagaimana
Sang Jenderal profesional Maximus akhirnya harus tewas dalam intrik politik yang dilakoni para politisi disekitar kerajaan Romawi

Maximus yang anak istrinya dibantai dengan di bakar hidup hidup oleh pasukan kerajaan Romawi, negara dimana ia mengabdi dan mempersembahkan kemenangan puluhan peperangan terhadap negara itu, sempat mendapat simpati dari masyarakat Romawi yang berkumpul di Colosseum menyaksikan ia berduel dengan Kaisar Romawi Commodus. Sang anak kaisar yang tega membunuh ayahnya agar menjadi kaisar Roma

Jenderal Maximus meraih simpati setelah sebelumnya jadi budak yang memenangkan laga-laga Gladiator di sejumlah daerah sekitar Romawi yang menjadi tontonan rakyat Roma yang kala itu dipimpin Commodus, sang raja yang memimpin penuh tirani dan diam diam mencintai kakak perempuan kandungnya.

Kemenangan diberbagai daerah sebagai Gladiator mengantarkan Maximus sebagai budak dan tuannya ke Colosseum terbesar di Roma. Dengan menggunakan topeng, dan pada akhirnya ia ketahuan oleh Commodus Raja Roma bahwa ia adalah Sang Jenderal besar Romawi kesayangan Ayahandanya, dimana Maximus di Colosseum itu sudah mendapatkan simpati rakyat Roma.

Sadar bahwa Maximus sudah dicintai rakyat dan dirinya mulai tergerus dari mata rakyat, membuat Commodus mencari segala cara untuk menjatuhkan Maximus dengan meminta bantuan para politisi disenat kerajaan Roma yang pro dengannya

Singkat cerita Maximus berduel dengan Kaisar Commodus yang selalu ditentang sejumlah senat, dengan disaksikan ribuan rakyat Roma yang duduk di Colessseum.

Diakhir pertempuran, Maximus berhasil membunuh Commodus, tetapi Maximus pun tewas dalam pertempuran yang penuh kecurangan, dimana atas peran senat, sebelum bertempur sebagai Gladiator, Maximus di lukai dengan ditusuk punggungnya oleh kaki tangan Commodus.

Demikianlah film Gladiator, yang mengisahkan sebuah negara Romawi yang dikawal oleh Senat tempat para perwakilan rakyat. Demikian pula di Indonesia, negeri yang kaya sumber daya alam ini dikawal oleh para wakil rakyat yang selalu melakoni aktivitas politik di parlemen dengan berbagai cara dan bahkan berlindung dibalik aturan

Film Gladiator ingin memberi pesan, pemimpin di negeri yang dikuasai ratusan politisi, seorang profesional bagaimana pun, meskipun ia jenderal yang kenyang dengan medan pertempuran, tetapi diranah politik yang dikawal para politisi, ia tidak akan berarti apa-apa. Jadi jika ada anggapan sebagian rakyat bahwa Prabowo itu adalah Jenderal sukses dan Jokowi adalah petugas Partai.

Anggap saja itu sebagai angin sepoi sepoi yang menghembus kita….

Karena sesungguhnya lakon ada di para Politisi yang sudah mengepung Republik ini, dan penghianatan menjadi hal yang lumrah dan akhirnya memakan anak anak Republik ini..
.
Wallahu Alam bisshawab
#EdisiAbaikanhirukpikukPilpres (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini