Tekape.co

Jendela Informasi Kita

IPMIL RAYA UNIBOS Unjuk Rasa Tuntut Gubernur Susel Minta Maaf Soal Rampi

IPMIL RAYA UNIBOS menuntut permintaan maaf Gubernur Andi Sudirman Sulaiman terkait pernyataan yang menyindir warga Rampi keluar dari Indonesia, Selasa 17 Mei 2022. (ist)

MAKASSAR, TEKAPE.co – Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya Universitas Bosowa (IPMIL RAYA UNIBOS) menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Selasa 17 Mei 2022.

Massa menuntut Gubernur Andi Sudirman Sulaiman meminta maaf atas pernyataannya yang menyindir warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara agar keluar dari Indonesia.

Tampak massa mahasiswa menyuarakan orasinya yang menuntut Andi Sudirman segera meminta maaf. Aksi digelar di bawah guyuran hujan.

BACA JUGA:
Mengabdi 14 Tahun, Perjuangan Disabilitas Netra Terima SK PPPK Dari Andi Sudirman

Aksi massa yang awalnya damai seketika tegang, saat mobil Bupati Maros keluar meninggalkan Kantor Gubernur Sulsel. Massa mengira mengira mobil yang ditumpangi Bupati Maros adalah mobil Andi Sudirman.

Suasana semakin tegang ketika mahasiswa menyadari jika Gubernur Sulsel berada di Kantor Gubernur Sulsel. Mereka pun menahan mobil bupati yang keluar dari gerbang.

“Bupati Maros ada, berarti gubernur ada di dalam, rapatkan barisan,” teriak Jendral lapangan Deni Arifin.

BACA JUGA:
Mudahkan Pendaftaran dan Pendataan Tanah Wakaf, Kantor Kemenag Palopo Luncurkan Aplikasi Dawai Petik

Mobil Bupati Maros dicegat massa aksi di Kantor Gubernur Sulsel.

Massa mahasiswa lantas terlibat saling dorong dengan petugas Satpol PP. Bupati Maros lantas membuka jendela mobilnya dan menenangkan massa aksi yang membuat ketegangan meredah.

Tapi mahasiswa menolak untuk membuka akses jalan gerbang Pemprov Sulsel, akibatnya terjadi kemacetan panjang dan kendaraan dari Kantor Gubernur Sulsel tidak bisa keluar.Mahasiswa menolak untuk bubar hingga permintaan mereka dituruti.

Diketahui, mahasiswa tidak hanya menuntut permintaan maaf dari Gubernur Sulsel, namun meminta agar Luwu Raya (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur) menjadi provinsi sendiri.

“Tolong bantu kami pak gubernur, izinkan kami membentuk Provinsi Luwu Raya, karena Sulsel dianggap tidak mampu mensejahterahkan masyarakat Luwu Raya,” katanya.

“kami memberikan waktu 1×24 jam agar ada pertanggung jawaban yang jelas dari Gubernur Sulsel dan kalau tidak ada kami akan kembali melakukan aksi dengan massa yang lebih banyak dari hari ini,” ancam Deni. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini