Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Inovasi Layanan di Lutim, Balada Capil: Bayi Lahir, Pulang Bawa Tiga Dokumen Kependudukan

Seorang ibu yang telah mendapatkan layanan prima dari sebuah inovasi bernama Balada Capil—singkatan dari Bayi Lahir Langsung Dapat Akta Kelahiran, KIA, dan KK. (ist)

ORANGTUA yang melahirkan di Luwu Timur tidak lagi direpotkan dengan pengurusan dokumen kependudukan. Sebab orang tua tertolong dengan sebuah inovasi bernama Balada Capil—singkatan dari Bayi Lahir Langsung Dapat Akta Kelahiran, KIA, dan KK.

HARI yang tenang di Puskesmas Malili itu mendadak terasa lebih hangat. Seorang ibu muda tampak menatap bayinya dengan senyum haru. Di tangannya, tak hanya ada pelukan kasih sayang, tetapi juga tiga lembar dokumen penting: Akta Kelahiran, Kartu Identitas Anak (KIA), dan Kartu Keluarga yang sudah diperbarui.

Semua diserahkan langsung oleh tim Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Luwu Timur, tanpa ia harus repot melangkah ke kantor dinas.

Inilah wajah dari sebuah inovasi pelayanan publik yang bernama Balada Capil—singkatan dari Bayi Lahir Langsung Dapat Akta Kelahiran, KIA, dan KK. Sebuah program yang sejak diluncurkan pada 18 September 2019 telah menjelma menjadi harapan baru bagi para orang tua di Luwu Timur.

“Sekarang bayi lahir, langsung pulang bawa dokumen lengkap. Alhamdulillah, program ini tetap berjalan dan makin meluas,” ujar Rosmala Dewi, Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, yang juga motor utama di balik gerak cepat tim Balada Capil.

Apa yang dulu terasa rumit dan menghabiskan waktu—berkas yang harus bolak-balik diurus, antrean di kantor dinas, dan berbagai kendala administratif—kini terasa jauh lebih sederhana.

Bahkan, sejak awal 2023, warga tak lagi harus mengurus dokumen ke Malili. Semua bisa diselesaikan langsung di tempat bayi dilahirkan: puskesmas atau rumah sakit.

Digitalisasi dan Jemput Bola

Keberhasilan ini bukan datang begitu saja. Disdukcapil menempatkan operator khusus di tiap fasilitas kesehatan mitra.

Tugas mereka? Menerima berkas dari orang tua, menginput ke sistem daring program Balada Capil melalui link khusus, dan mengirimkannya ke Disdukcapil untuk diverifikasi. Tak lama, dokumen siap cetak.

“Cukup bawa surat keterangan lahir dari fasilitas kesehatan, fotokopi buku nikah atau surat pernyataan, serta KTP dan KK. Proses selesai bahkan sebelum ibu dan bayinya meninggalkan tempat persalinan,” terang Rosmala dengan semangat.

Meski pencetakan KIA masih terpusat di kabupaten, tim Disdukcapil tetap berkomitmen untuk menjemput dan menyerahkan langsung dokumen yang telah selesai.

Semua demi satu hal: memastikan hak identitas sipil anak diberikan sedini mungkin.

Dari Pelayanan ke Pelukan

Bidan Puskesmas Malili, Sukmawati Sulaiman, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.

Menurutnya, keberlanjutan program Balada Capil tidak hanya memudahkan tugas tenaga kesehatan, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi keluarga pasien.

“Pasien tidak lagi direpotkan soal administrasi setelah melahirkan. Ini benar-benar inovasi yang membantu,” katanya singkat.

Program ini pun terbuka bagi seluruh anak usia 0 hingga 16 tahun yang belum memiliki dokumen identitas.

Artinya, bukan hanya bayi yang baru lahir, tetapi juga anak-anak lainnya bisa mendapatkan manfaat.

Melayani Sejak Detik Pertama

Di balik proses digital yang terstruktur dan cepat, Balada Capil menyimpan semangat besar: menghadirkan negara di detik pertama kehidupan seorang anak.

Dalam secarik akta, dalam kartu kecil bertuliskan nama, ada pengakuan identitas, ada hak, ada masa depan.

Program ini adalah gambaran pelayanan publik yang tak muluk-muluk, tetapi nyata. Satu anak, tiga dokumen, satu senyuman dari ibu—cukup untuk menunjukkan bahwa birokrasi pun bisa berwajah ramah, tanggap, dan manusiawi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini