Baru Diresmikan Pj Gubernur, Jembatan Kembar Malanggo di Rantepao Dikeluhkan Warga
RANTEPAO, TEKAPE.co – Proyek pembangunan Jembatan Kembar Malanggo (JKM) di Kelurahan Malanggo’, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, dikeluhkan warga setempat.
Pasalnya, drainase jembatan kembar Malanggo itu diduga dikerjakan asal jadi, sehingga berdampak buruk bagi warga yang berada di sekitar lokasi jembatan.
Pembangunan jembatan kembar Malanggo’, ruas Rantepao-Batusitanduk yang belum lama ini diresmikan Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, Senin, 22 Juli 2024 lalu, membuat air masuk ke rumah-rumah warga sekitar.
Proyek yang dikerjakan CV Jangka Utama dengan nilai kontrak Rp6.617.166.122., bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2023 itu, saat musim penghujan tiba, luapan air masuk ke pemukiman warga.
Salah seorang warga Kelurahan Malanggo’, Kartini Batti (47) kepada wartawan, Sabtu 21 September 2024, sangat menyesalkan kelakuan sang kontraktor.
Sebab, drainase Jembatan Kembar Malanggo’ (JKM) itu diduga dikerjakan asal-asalan. Bahkan oknum kontraktor tersebut disinyalir sengaja menghilang, demi mengantongi keuntungan besar.
“Kalau hujan sepanjang malam, air tembus masuk ke dalam rumah, jangan cari untung banyak, lalu kami masyarakat jadi tumbalnya,” tandas Kartini.
Ia mengatakan, saat hujan tiba, air meluap hingga masuk di rumah.
Lebih lanjut Kartini menuturkan, jika tidak ditagani segera, akan bisa membahayakan rumah penduduk di sekitar hulu jembatan. Ditambah lagi kalau usai hujan turun meninggalkan genangan air yang bisa memicu munculnya bibit penyakit.
Selain itu, Kartini Batti mempertanyakan, kenapa di sebelah jalan bisa diplat, sedangkan dekat rumahnya, drainase tidak dilanjutkan.
“Imbasnya bisa banjir dan air tergenang. Jangan ada korban atau jangan tunggu korban lalu bertindak. Kami warga sangat terdampak. Adapun isu beredar bahwa anggaran habis, itu urusan kontraktor,” timpalnya.
Elevasi lantai Drainase di hilir semestinya lebih rendah ketimbang elevasi lantai yang ada di hulu pak. Di hulu rendah, sedangkan di hilir atau di ujung jembatan elevasi lantai tersebut lumayan tinggi atau mendaki.
“Bagaimana air hujan mau terbuang ke sungai kalau begitu,” ungkapnya.
Dia berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk memanggil pihak kontraktor, agar bisa melakukan perombakan atau perbaikan elevasi lantai drainase tersebut.
“Harapan kami segera diperbaiki agar tidak merugikan kami masyarakat di sekitar lokasi jembatan kembar Malanggo. Kontraktor atau rekanan wajib bertanggung-jawab,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Provinsi Sulawesi Selatan, Astina Abbas, yang dikonfirmasi wartawan, Sabtu 21 September 2024, mengaku telah memerintahkan penyedia untuk menurunkan elevasi saluran.
“Kami sudah perintahkan ke penyedia untuk menurunkan elevasi saluran,” ujarnya. (Erlin)
Tinggalkan Balasan