Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Pembangunan Gedung Rektorat Unanda Ditolak IMWAL, Ini Tanggapan Rektor

PALOPO, TEKAPE.co – Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama pembangunan kampus Universitas Andi Djemma (Unanda) di Desa Barammamase, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu.

Peletakan batu pertama itu akan dilakukan Senin (30/12/2019). Luas kampus Unanda di Walmas sekitar 30 hektar, yang dibangun di atas tanah hibah Pemkab Luwu.

Namun, rencana pembangunan kampus tersebut mendapat reaksi dari Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Walenrang Lamasi (IMWAL), Adriansyah Mas’ur.

Menurutnya, pembangunan kampus baiknya ditunda dahulu sebelum ada kepastian untuk masyarakat.

Sebab di lokasi yang akan dibangun kampus, merupakan lahan persawahan yang selama ini dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menanam padi.

Bahkan, sudah ada yang menjadikannya sebagai milik pribadi dengan bukti sertifikat.

“Jangan lupakan masyrakat. Sebelum ada kepastian nasib masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya di lokasi itu, kami meminta agar pembangunan ditunda,” kata Adriansyah, dalam rilisnya, Minggu 29 Desember 2019.

Ia mengungkapkan jika kampus dibangun, otomatis mata pencaharian masyarakat yang mengolah lahan akan hilang.

”Kalau pihak Unanda memberikan solusi ke masyarakat agar tetap berpenghasilan, kami akan mendukung dan bersama-sama mengawal pembangunan kampus ini. Kalau tidak ada solusi, kami akan menolak,” tegasnya.

BACA JUGA:
Senin, Gubernur Sulsel Letakkan Batu Pertama Gedung Baru Kampus Terpadu Unanda di Walenrang

Sementara itu, Rektor Universitas Andi Djemma, Marsus Suti, menanggapi reaksi penolakan Ikatan Mahasiswa Walenrang-Lamasi (IMWAL) terhadap pembangunan gedung rektorat Unanda.

Melihat adanya reaksi penolakan itu, Marsus Suti menemui Ketua IMWAl untuk mendiskusikan masalah tersebut.

Dalam pertemuan diskusi dengan mahasiswa tersebut, Marsus Suti mengatakan pihaknya belum sepenuhnya membangun di lokasi sekitar 30 Ha.

Sehingga, aktifitas petani penggarap masih bisa memanfaatkan lahan yang belum dibangun.

Marsus Suti juga mengatakan, gedung yang sumber anggaran hibah dari pemerintah Provinsi Selatan ini, sekitar Rp5 milyar.

Marsus juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi sesuai keahliannya, apakah itu tukang atau pekerja lainnya.

Selain itu, Unanda juga menyiapkan kompensasi khusus buat putra dan putri yang berkuliah di Unanda yang terkena dampak terhadap lokasi terhadap pembangunan gedung tersebut.

“Kita akan berikan beasiswa atau bantuan kuliah kepada anak-anak yang lokasi garapannya terkena dampak pembangunan,” ujar Marsus Suti, Minggu 29 Desember 2019.

Menanggapi penjelasan Rektor Unanda, Ketua Ikatan Mahasiswa Walenrang-Lamasi, Adriansyah Mas’ur mengatakan aspirasi yang dia sampaikan sebelumnya adalah amanah dari petani penggarap.

“Tugas kami hanya penengah sehingga hasil diskusi dan rekomendasi pertemuan ini kami akan sampaikan kembali ke masyarakat,” jelasnya.

Adriansyah Mas’ur juga berterimah kasih kepada pihak rektorat Unanda yang bersedia membuka diri untuk berdiskusi sehingga komunikasi ini berjalan dengan baik.

“Insya Allah hasil diskusi ini kami akan sampaikan kembali kemasyarakat,” tutupnya. (bolang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini