Motif Cemburu, Suami Tikam Istri 8 Kali hingga Tewas di Jeneponto
JENEPONTO, TEKAPE.co – Kekerasan dalam rumah tangga kembali menelan korban jiwa. Seorang pria bernama Juang (36), buruh harian lepas asal Desa Camba-camba, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, tega menghabisi nyawa istrinya sendiri, Mega (30), setelah cekcok dipicu rasa cemburu.
Peristiwa itu terjadi Kamis malam, 5 Juni 2025. Juang, yang diketahui bekerja di Makassar, baru saja pulang ke rumah. Saat hendak memeriksa ponsel istrinya, ia mendapati layar terkunci dengan sidik jari. Ketidakmampuannya membuka ponsel itu menyulut amarah.
“Dia tidak bisa buka HP-nya karena pakai sensor sidik jari. Dari situ mulai emosi,” kata Iptu Pamili, Kanit PPA Sat Reskrim Polres Jeneponto saat dihubungi, Rabu, 11 Juni 2025.
BACA JUGA: Mahasiswi Palopo yang Edarkan Uang Palsu Tak Ditahan Polisi, Ini Alasannya
Ketegangan memuncak saat Juang mulai menginterogasi anaknya mengenai perilaku sang istri ketika ia tidak di rumah. Jawaban si anak justru memperkeruh suasana hingga akhirnya Juang kehilangan kendali.
Pertengkaran itu berakhir tragis. Mega ditikam berulang kali oleh suaminya. Polisi mencatat ada sekitar delapan luka di sekujur tubuh korban.
Mega sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis, namun nyawanya tidak tertolong. Ia mengembuskan napas terakhir pada Rabu, 11 Juni 2025.
BACA JUGA: Residivis Curanmor Diringkus Tim Resmob Polresta Palu, 18 TKP Terungkap
Sementara itu, Juang telah diamankan oleh pihak kepolisian dan kini mendekam di Rutan Kelas IIB Jeneponto. “Kasusnya sudah naik ke tahap penyidikan, dan pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka,” ujar Pamili.
Peristiwa memilukan ini menyita perhatian publik setelah video yang merekam suasana rumah duka viral di media sosial. Dalam video yang dibagikan akun Facebook Yunhie Ayrae, tampak sejumlah warga menangis histeris di dekat jenazah Mega yang tertutup sarung dari kaki hingga leher.
“Kalau sudah tidak mau, kasi kembali ke rumahnya setang,” tulis akun tersebut dalam keterangan unggahannya.
Tragedi di Camba-camba ini kembali mengingatkan publik akan urgensi penanganan dan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, yang kerap terjadi diam-diam, namun berujung maut.(*)
Tinggalkan Balasan