8 Desa Terendam di Lamasi Timur, IPMIL Sorot Pemkab dan Anggota DPRD Luwu
LUWU, TEKAPE.co – Sedikitnya ada delapan desa di Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu, terendam banjir, sejak Minggu 2 Juli hingga Rabu 4 Juli 2018.
Banjir itu akibat besarnya curah hujan, yang mengakibatkan Sungai Lamasi dan Sungai Rongkong Luwu Utara meluap. Hingga saat ini, banjir belum juga surut.
8 desa itu yakni, Desa Pelalan, Bulu Londong, Salupao, Pompengan Pantai, Pompengan Tengah, Pompengan Induk, dan Pompengan Utara.
Ketinggian air bervariasi, seperti di jalan raya Penghubung Desa Pelalan dan To’Lemo , kedalaman sampai lutut orang dewasa.
Sementara di dalam rumah warga, ada yang sampai 1 Meter. Sudah ada beberapa warga memilih pindah ke rumah keluarga yang tidak terendam banjir.
Banjir itu sudah berulang kali terjadi. Hampir setiap hujan terjadi banjir. Hal itu merugikan petani dan petambak.
“Banjir sudah berkali-kali terjadi di kecamatan ini, dan sangat meresahkan. Hingga kini banjir tidak surut, malah tambah naik.
Banjir di hari pertama belum masuk dalam rumah, namun setelah hari kedua, sudah masuk dalam rumah sampai sekarang,” kata Tokoh Masyarakat Lamasi Timur, Dg Saling, Rabu 4 Juli 2018, dalam rilis pengurus IPMIL Luwu komisariat Lamasi Timur.
Menanggapi banjir yang kerap terjadi di kecamatan itu, pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) Luwu Komisariat Lamasi Timur (Latim) menyorot pemerintah dan legislator Luwu, khususnya yang berasal dari dapil disana.
Ketua Umum IPMIL Luwu Komisariat Lamasi Timur, Harman Pasande, dalam rilisnya, menilai, banjir yang kerap terjadi dan tak mendapat penanganan serius dari pemerintah, sebagai tanda ketidakpekaan mereka terhadap masyarakat.
“Kami telah keliling dan meninjau ke dalam rumah warga untuk melihat langsung bersama pengurus Ikatan IPMIL Luwu Komisariat Lamasi Timur (Latim). Kami berharap agar pemerintah setempat untuk mencari solusi secepatnya, dan serius dalam menangani masalah jbu. Kami harap mereka turun langsung melihat kondisi, sehingga banjir bisa teratasi,” kata Herman.
Ia mengatakan, warga yang menjadi korban banjir, berharap pemerintah peduli terhadap nasib mereka. Sebab hingga kini, Pemerintah Kabupaten Luwu, belum turun ke lokasi banjir. (*)
Tinggalkan Balasan