WHO: Berbahaya, Jangan Semprot Desinfektan ke Badan Orang, Ini Penjelasan Dosen Stikes KJP Palopo
PALOPO, TEKAPE.co – Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), memperingatkan akan bahaya cairan desinfektan jika disemprot ke tubuh manusia.
Menurutnya, cairan desinfektan harusnya hanya digunakan pada permukaan benda-benda yang pernah atau sering tersentuh.
Peringatan akan bahaya cairan desinfektan itu ditulis dalam akun Instagram WHO Indonesia, beberapa waktu lalu.
Peringatan WHO ini menyusul banyaknya penggunaan desinfektan untuk menekan penyebaran covid-19 yang begitu cepat.
WHO menyebutkan menyemprotkan cairan yang pada umumnya mengandung alkohol dan klorin itu bisa membahayakan tubuh dan pakaian.
“Jangan menyemprot disinfektan ke badan seseorang, karena hal ini dapat membahayakan. #LawanCOVID19 dengan tepat, gunakan disinfektan hanya pada permukaan benda-benda yang pernah atau sering tersentuh,” tulis @whoindonesia.
“Cairan itu juga tidak bisa membunuh virus yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh kita,” tulisnya.
WHO juga menerangkan tubuh manusia terutama mata dan mulut terangnya, bisa bermasalah jika cairan itu menempel lalu masuk ke dalam tubuh.
Penjelasan IPCN RSUD Sawerigading Palopo dan Bidang Keperawatan Medikal Bedah Stikes KJP Palopo
IPCN (Infeksi Preventif Control Nurse) Perawat Pengendali Infeksi, RSUD Sawerigading, Ayu Santi Kuasa, SKep, Ns, yang dimintai keterangan, menjelaskan, cairan desinfektan memang hanya diperuntukan untuk benda atau media, serta ruangan, bukan pada tubuh manusia.
“Desinfektan hanya untuk membersihkan benda atau media, juga ruangan bukan diperuntukkan pada tubuh manusia, itu pun carian desinfektan harus sesuai dengan standar dari WHO. Sebab cairan itu ketika terkena tubuh malah bisa membahayakan bagi kesehatan,” terangnya, Rabu 1 April 2020.
Dirinya juga membedakan penggunaan desinfektan dengan cara penyemprotan dengan cara menggunakan kain lap.
“Misalnya kami di RS, untuk membersihkan ruangan yang terkontaminasi dengan pasien dan tempat tidur pasien kita pakai desinfektan dengan cara ngelap, bukan menyemprot, karena terdapat kandungan karatnya, setelah kami lap, kami lagi bersihkan dengan desinfeksi alkohol dan sabun, terus air bersih,” tambahnya.
Ayu juga mengatakan berdasarkan intruksi WHO, bilik desinfektan (disinfection chamber) dianggap kurang efektif, malah hanya akan membahayakan kesehatan.
“Bahan-bahan yang digunakan dalam chamber itu kita tidak tahu, juga berdasarkan intruksi WHO, hal ini dinilai kurang efektif, malah hanya akan membahayakan kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Bidang Keperawatan Medikal Bedah, Kampus Stikes Kurnia Jaya Persada (KJP) Palopo, Lestari Lorna Lolo, menguraikan hal yang akan terjadi ketika cairan tersebut mengenai tubuh.
“Menyemprotkan cairan desinfektan ke tubuh dapat menyebabkan iritasi pada kulit, iritasi pernapasan, menimbulkan bau tidak sedap, kerusakan kulit untuk penggunaan jangka panjang, dan menyebabkan trauma pada mata jika cairan tersebut masuk kedalam mata,” urainya.
Dosen Program Studi S1 Keperawatan Stikes KJP ini juga menekankan, untuk mencegah paparan virus Covid-19 cukup dengan hanya menjaga jaga jarak, mencuci tangan dengan sabun serta mengkonsumsi makanan sehat.
“Menghindari paparan virus covid-19 cukup dilakukan dengan menjaga jaga jarak (physical distancing), hindari berkumpul (sosial distancing), cuci tangan dengan air dan sabun menggunakan 7 langkah mencuci tangan, gunakan masker bagi yang sakit, gunakan etika batuk bagi yang batuk dan komsumsi makanan sehat serta olah raga dapat membantu mencegah paparan Covid-19,” tegasnya. (bolang)
Tinggalkan Balasan