Wanita Lansia di Toraja Utara Ditemukan Tewas Tergantung di Pohon Kakao
TORAJA UTARA, TEKAPE.co – Seorang wanita lanjut usia (lansia) ditemukan tewas tergantung di pohon Kakao, di Dusun Pa’Puntian, Lembang (Desa) Angin-angin, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulsel, Sabtu 20 Oktober 2018, pagi.
Informasi itu kemudian disampaikan Kepala Lembang (Red), Ariston S Rumengan, kepada pihak Kepolisian Sektor Sanggalangi, yang menyebutkan ada penemuan mayat di wilayahnya.
Kapolsek Sanggalangi AKP Linus Kondong, Minggu 21 Oktober, mengatakan, korban bernama Damaris Tammu (56) warga Dusun Pa’Puntian, Lembang Angin-angin ditemukan tidak bernyawa lagi.
“Korban yang kesehariannya sebagai petani/IRT. Korban ditemukan tewas gantung diri di pohon Kakao di kebun belakang rumahnya,” terang Linus.
Mayat wanita (56) tahun tersebut pertama kali ditemukan oleh Matius Sampe (47) dan Piter sattu (57), masih keluarga korban.
Linus menjelaskan kronologis kejadiannya. Ia menceritakan, Jum’at malam sekitar pukul 21.00 – 23.00 Wita, keluarga korban melakukan pencarian disekitar rumah, dan mencari kerumah warga namun (Pr) Damaris Tammu tidak ditemukan oleh pihak keluarga maupun dirumah tetangga.
Linus mengatakan, pada keesokan harinya, Sabtu tanggal 20 Oktober 2018, Pukul 07.30 Wita, saksi Matius Sampe Luttan (adik sepupu) akan mengambil makanan kerbau dibelakang rumah korban.
Saksi langsung berteriak memangil kakak korban dimana pada saat saksi melihat posisi korban tergantung dari pohon coklat dengan posisi tali nilon terlilit di leher korban.
Setelah itu, Saksi (Lk) Piter Sattu yang merupakan saudara kandung korban, selanjutnya bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat dan pihak kepolisian menurunkan korban dari pohon kakao.
“Kami bersama Personil Polsek Sanggalangi, piket fungsi Polres Tator , bagian identifikasi, dan pihak Puskesmas Bua Tallulolo mendatangi TKP guna mengambil dokumentasi, mencatat saksi-saksi, mengamankan barang bukti berupa tali nilon warna biru,” jelas Linus.
Dari informasi yang dihimpun Tekape.co, saat menghubungi Kapolsek Sanggalangi, melalui telepon selulernya, Minggu 21 Oktober 2018.
Menurut dari keterangan pihak keluarga korban sudah beberapa hari yang lalu korban selalu mengeluhkan karena rasa sakit di kepalanya.
“Kami dari Kepolisian mau melakukan otopsi, tapi pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi. Mereka menerima kematian keluarganya serta membuat surat pernyataan,” tutupnya. (erli)
Tinggalkan Balasan