Tekape.co

Jendela Informasi Kita

VIDEO: Tarik Sejauh 2 Km, Intip Prosesi Adat Meriuk Batu di Toraja Utara

TORAJA UTARA, TEKAPE.co – Ratusan masyarakat ikut melaksanakan upacara prosesi adat meriuk batu (tarik batu), di Lembang Pangli Palawa, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Senin 11 Juni 2018.

Hampir seluruh kerabat dan warga Kelurahan Pangli Palawa terlibat dalam acara tarik batu yang dipimpin seorang pemangku adat di Lembang Pangli Palawa.

Prosesi tarik batu itu dimulai dengan meletakkan batu di atas landasan kayu yang bergulir. Pendirian menhirpun segera dimulai. Batu kemudian ditarik ratusan pria secara bergantian, dalam formasi barisan.

Jumlah penarik batu tergantung ukuran batu, semakin besar dan berat batu yang ditarik, semakin banyak pula jumlah tenaga yang dibutuhkan.

Sepanjang perjalanan, iring-iringan penarik batu meneriakkan yel-yel pembangkit semangat yang biasanya berupa nyanyian atau syair-syair. Sementara pihak wanita mengiringi rombongan penarik batu sambil membagikan minuman dan makanan kecil.

Batu menhir berukuran kecil yang berbobot kurang dari 3 ton itu dapat dilakukan oleh sekitar 200 orang, ditarik sejauh kurang lebih 2 km dalam waktu 2 jam.

Sesampainya menhir di rante, batu kemudian ditanam secara berdiri. Pemimpin upacara melayangkan doa dan meresmikan batu tersebut.

“Kami bersama – sama warga yang ada di tempat ini bahu membahu melaksanakan prosesi tarik batu, wargapun sangat antusias, karena sebagai simbol kebersamaan dan juga sebagian dari adat istiadat di Toraja,” ungkap Yohanis, salah satu tokoh masyarakat kepada wartawan.

Prosesi penarikan menhir maupun kubur batu dari tempat asal menuju lokasi baru, jadi tontonan sangat menarik. Ratusan atau bahkan ribuan orang bekerja secara gotong royong menarik batu yang beratnya bisa mencapai puluhan ton.

Mereka bekerja tanpa imbalan uang, namun penyelenggara upacara berkewajiban menyediakan konsumsi makanan selama upacara berlangsung dan menyediakan hadiah daging bagi para penarik batu.

Orang Toraja percaya, bahwa sebelum resmi dimakamkan, orang yang telah meninggal dianggap sakit dan dibaringkan dalam tempat tidur.

Jenazah kemudian disuntik formalin agar tidak membusuk, dimasukkan dalam peti mati dan disimpan di kamar. Setelah beberapa waktu, jenazah baru dikuburkan.

Upacara penguburan, yang disebut rambu solok merupakan hal yang sangat penting dalam siklus kehidupan warga Toraja, yang terkesan mewah dan eksotis. Solok memiliki arti harafiah matahari yang condong ke barat.

Hal ini berarti, upacara rambu solok hanya boleh dilaksanakan setelah jam duabelas siang, saat matahari mulai condong ke barat, sebagai lambang dari kematian.

Orang Toraja menganggap, seseorang telah benar-benar meninggal apabila telah dilaksanakan upacara rambu solok untuk menyempurnakan perjalanan arwah si mati ke alam baka yang kekal.

Berikut prosesi adat meriuk batu di Toraja Utara yang direkam Tekape.co. (erli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini