Thahar Rum: Perambahan Hutan, Problem Berkepanjangan di Luwu Utara
MAKASSAR, TEKAPE.co – Wakil Bupati Luwu Utara, Muhammad Thahar Rum, hadir sebagai narasumber di acara talk show ‘Selamatkan Rimba Terakhir’ yang digelar Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan, di Red Corner Cafe, Makassar, Minggu 14 April 2019.
Kegiatan ini untuk membangkitkan semangat semua pihak dalam melestarikan hutan yang masih tersisa di Sulsel.
Dari 2,7 juta kektar hutan yang masih ada, sebagian besar berada di Luwu Utara dan Luwu Timur.
Wilayah itu juga merupakan bagian pegunungan yang sering disebut pegunungan ‘Tokelakaju’.
Pegunungan yang melintasi empat provinsi mulai Sulawei Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Thahar mengatakan, di Luwu Utara terbentang hutan yang masih lebat dan belum terjamah mulai dari Kecamatan Rongkong, Seko dan Rampi.
“Hutan di Luwu Utara terbesar di Sulsel, sehingga menjadi incaran perusahaan-perusahaan besar, seperti pertambangan, PLTA dan perkebunan,” katanya.
Menurut Thahar, sengketa lahan hutan oleh masyarakat menjadi persoalan yang berkepanjangan di Luwu Utara, pendudukan hutan atau perambahan, bukan hanya dilakukan masyarakat lokal.
Namun juga masyarakat dari luar Luwu Utara yang datang mengadu nasib dengan membuka lahan di daerah pegunungan.
“Ini persoalan yang rumit namun kita tidak bisa berbuat banyak setelah kewenangan kehutanan diambil alih oleh pusat dan provinsi melalui UU 23 tahun 2014. Kalau dulu hanya empat urusan yang tidak diserahkan ke daerah, sekarang terkesan pemerintah pusat tidak rela dan pelan-pelan mengambil alih beberapa urusan termasuk kehutanan,” ujar Thahar.
Acara ini juga dihadiri berbagai komunitas pelestarian lingkungan di Sulsel termasuk dari kalangan pemerintah seperti Dinas Kehutanan Sulsel dan Pemda Bulukumba, sedangkan dari Luwu Utara turut mendampingi Wakil Bupati yaitu Bappeda dan Dinas Lingkungan Hidup. (*)
Tinggalkan Balasan