Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Teken MoU di HUT ke-22, Pabrik Beras Skala Besar Segera Dibangun di Luwu Timur

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan pabrik beras skala besar bersama CV Menata Citra Selaras, Senin 19 Mei 2025, di panggung acara, yang disaksikan langsung Mentan Amran Sulaiman, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, dan ribuan masyarakat yang hadir. (ist)

LUWU TIMUR, TEKAPE.co – Sebuah langkah strategis dilakukan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam rangka HUT ke-22, dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan pabrik beras skala besar bersama CV Menata Citra Selaras, Senin 19 Mei 2025, di panggung acara, yang disaksikan langsung Mentan Amran Sulaiman, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, dan ribuan masyarakat yang hadir.

Proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem pangan yang kuat dan terintegrasi di wilayah tersebut.

Direktur CV Menata Citra Selaras, Yogi Prabowo, menyatakan bahwa proyek ini bukan hanya fokus pada pembangunan infrastruktur semata, namun juga membangun keseluruhan rantai nilai pangan—mulai dari petani, penggilingan kecil, hingga distribusi dan akses pasar.

“Yang kami bangun adalah ekosistem. Kami tidak datang untuk menggantikan, tetapi menjadi agregator. Kami ingin semuanya tumbuh bersama, petani, penggilingan lokal, hingga pelaku distribusi,” ungkap Yogi.

Menurutnya, saat ini perusahaan tengah memasuki tahap studi kelayakan (feasibility study) untuk memastikan proyek tidak mengganggu ekosistem lokal yang telah terbentuk antara petani dan penggilingan kecil. Studi ini diperkirakan akan berlangsung selama 1 hingga 6 bulan ke depan.

Salah satu tujuan besar dari proyek ini adalah mendorong transformasi industri perberasan lokal agar naik kelas. Penggilingan kecil dan menengah akan mendapat pelatihan dalam manajemen mutu, efisiensi proses, hingga perluasan jaringan pasar. Bahkan, ekspor beras menjadi target jangka panjang.

“Kami ingin membawa penggilingan lokal naik level. Bukan sekadar meningkatkan produksi, tetapi juga kualitas, efisiensi, dan akses pasar,” tambah Yogi.

Model bisnis yang diusung juga akan memperkuat posisi petani sebagai produsen utama, dengan akses langsung ke pasar yang adil dan transparan. Pendampingan manajemen produksi, peningkatan kualitas hasil panen, serta penyusunan skema B2B juga tengah disiapkan.

Adapun lokasi pabrik sedang dalam tahap survei, dengan dua opsi utama: Malili dan Mangkutana, di mana kawasan industri agro tengah dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Kapasitas awal dirancang untuk memproduksi 100 ton per hari, dengan potensi maksimal hingga 1.000 ton per hari, tergantung hasil kajian pasar dan infrastruktur pendukung.

“Kalau semua berjalan lancar, target kami satu setengah tahun dari sekarang pabrik sudah bisa beroperasi. Tapi tahun ini kita fokus pada feasibility study dan persiapan lahan,” jelasnya.

Pembangunan pabrik ini diharapkan membawa dampak signifikan, tidak hanya secara ekonomi, tapi juga sosial bagi masyarakat Luwu Timur dan sekitarnya.

Yogi menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat menjadi bagian penting dari proyek ini.

“Kami ingin pembangunan ini menjadi milik bersama, bukan hanya investor, tapi juga masyarakat Luwu Timur,” pungkasnya. (up)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini