Tangkal Isu Hoax Konflik Mahasiswa Antar Daerah, Ketua-ketua Organda di Unhas Gagas Event Camp Social
MAKASSAR, TEKAPE.co – Belakangan ini, santer beredar isu yang menyebutkan terjadi konflik di Makassar, yang berujung pertikaian antar mahasiswa berlatar isu kedaerahan.
Untuk menangkal isu hoax yang dikhawatirkan berdampak besar, Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya Universitas Hasanuddin (IPMIL Raya Unhas) bersama Ikatan Keluarga Mahasiswa Bone Universitas Hasanuddin (IKMB Unhas) angkat bicara.
Mereka menegaskan tak ada konflik antar daerah di kalangan mahasiswa, khususnya Bone dan Palopo.
Untuk menangkal isu itu, para ketua-ketua organisasi kedaerahan (organda) se Unhas, mengadakan pertemuan, di Makassar, 21 November 2019.
Para ketua – ketua organda se Unhas ini sepakat menggagas event camp social, yang akan diadakan bersama Ketua IPMIL Raya Unhas bersama IKMB Unhas membahas sedikit isu yang beredar di masyarakat.
Ketua IPMIL Raya Unhas, Salman Amir, dalam rilisnya, Jumat 22 November 2019, mengatakan, kegitan itu akan diikuti 13 organda se Unhas.
“Dalam camp social organda Unhas ini, ada tiga point yang ingin dicapai, yakni memperkuat hubungan silaturahmi, bakti sosial, dan sebagai sarana liburan setelah UAS,” katanya.
Ia mengatakan, sejak dibangunnya organisasi kedaerahan di Unhas, sampai hari ini, organisasi kedaerahan yang ada di Unhas masih menjalin hubungan silaturahmi yang baik.
“Sampai hari ini banyak orang yang di luar sana beranggapan bahwa terjadi pertikaian yang melibatkan antar daerah Bone dan Palopo. Padahal hubungan kami baik-baik saja,” tegasnya.
Salman mengatakan, jika ada isu yang beredar bahwa terjadi pertikaian antar organda yang ada di Unhas, maka pihaknya bersama para ketua yang akan paling pertama berkata bahwa itu ‘tidak benar.’
Ia mengatakan, terlalu membawa ego kedaerahan hanya akan membawa ke masa lalu, sebelum label simbol kelahiran bangsa Indonesia diucapkan oleh para pemuda.
Bukan perkara yang mudah untuk menyatukan ego daerah yang ada, untuk bergabung dalam ego persatuan Indonesia pada masa itu.
“Karena itu, jika hari ini kita terlalu mengedepankan ego daerah masing-masing, itu hanya akan menciderai ego persatuan yang ada pada ‘Sumpah Pemuda,” katanya.
Sementara itu, Ketua IKMB Unhas Muh Sulfihidayatullah, mengatakan, boleh berbeda soal suku dan budaya, tapi kita saudara sebagai manusia yang beradat.
“Jita boleh lawan, tapi dalam konteks argumentasi dan tukar pikiran,” ucapnya.(rilis)
Tinggalkan Balasan