Tak Lagi Jualan Karena Covid-19, Nenek Pembuat Sapu Lidi di Luwu Dibantu KPS Bajo
LUWU, TEKAPE.co – Komunitas Peduli Sesama (KPS) Bajo, Kabupaten Luwu, membantu nenek renta, Tibeng (75), di Rotto, Kelurahan Padang Sappa, Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Rabu 27 Mei 2020.
KPS Bajo membawakan Sembako dan bahan bangunan untuk memperbaiki rumah Nenek Tibeng, yang sudah mulai lapuk dimakan usia.
Koordinator KPS Bajo, Yusmiati Yunus, menyampaikan rasa prihatin dengan kehidupan Nenek Tibeng, sehingga komunitasnya mengumpulkan sedikit dana untuk membantu kehidupan Nenek Tibeng.
“Kami dapat informasi dari teman tentang Nenek Tibeng ini, sehingga kami langsung menuju ke daerah Nebek Tibeng untuk berikan bantuan sembako dan berikan bantuan Semen untuk perbaikan lantai rumahnya yang masih berlantai tanah,” ucap Yusmiati.
Yusmiati mengatakan, selain dari komunitasnya, juga sudah ada beberapa warga sekitar juga turut membantu memberikan bahan bangunan untuk perbaikan rumah Nenek Tibeng.
Kondisi Nenek Tibeng
Sementera itu, Nenek Tibeng saat dikunjungi di rumahnya, tampak terharu dan tak mampu untuk berbicara banyak. Ia hanya mampu mengucapkan terima kasih banyak berulang-ulang.
“Terimah kasih banyak nak, terimah kasih banyak karena ada ki datang liat ka, tidak bisamika bilang apa-apa selain terima kasih,” ucap nenek Tibeng, sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
Wanita lansia ini sehari-harinya bekerja sebagai pembuat Sapu Lidi, kemudian dijualnya di pasar.
Ia tinggal bersama dengan cucunya di rumahnya yang masih berlantai tanah, dan beratapkan daun rumbia, serta berdinding papan yang sudah mulai lapuk.
Di tengah pandemi Corona ini, Nenek Tibeng sudah jarang membuat Sapu Lidi, karena sudah tidak menjual Sapu Lidi lagi sampai Pandemi Corona ini selesai.
Beruntung, tetangga-tetangganya cukup baik, sehingga mereka terkadang berbagi kepada Nenek Tibeng.
Memasak makanan pun, Nenek Tibeng tidak seperti dengan tetangga lainnya, yang menggunakan kompor gas. Nenek Tibeng hanya menggunakan dapur tanah dengan bahan bakar kayu untuk memasak.
Jika musim penghujan, Nenek Tibeng selalu was-was karena atap rumahnya sudah banyak yang bocor, apalagi kalau banjir datang rumahnyapun tak luput dari banjir, sehingga rumahnya tergenang dan lantai dalam rumahnya akan becek karena masih berlantai tanah. (ham)
Tinggalkan Balasan