Survei: IYL-Cakka Memimpin, NH-Aziz dan Prof Andalan Bersaing Ketat
JAKARTA, TEKAPE.co — Lembaga Indo Survey and Strategy merilis elektabilitas paslon yang berlag di Pilgub Sulawesi Selatan. Hasilnya, elektabilitas masing-masing paslon masih bersaing ketat, seperti dilansir kumparan.com
Dalam paparan yang digelar hari ini, peringkat pertama elektabilitas masih ditempati pasangan Ichsan Yasin Limpo dan Andi Muzakkar (IYL-Cakka) dengan 24,3 persen. Pasangan Nurdin Halid dan Aziz Kahar Muzakar (NH-Aziz) berada di peringkat kedua dengan 20,1 persen.
Sementara pasangan Nurdin Abdullah Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) berada di peringkat ketiga dengan 18 persen. Pasangan Agus Arifin Numang dan Tanribali Lamo (Agus-TBL) berada di peringkat terbawah dengan 8,9 persen
“Ketatnya persaingan kandidat dalam Pilgub Sulsel dapat dilihat dari data elektabilitas paslon baik dalam pertanyaan tertutup dalam pertanyaan terbuka,” ujar Direktur Strategi Lembaga Indo Survey and Strategy, Karyono Wibowo saat paparan di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 4 Maret 2018.
Karyono menjelaskan responden yang memilih Nurdin Halid yakin bahwa ia mampu mengatasi masalah ekonomi.
Sementara yang memilih Nurdin Abdullah beralasan bahwa ia merupakan pemimpin yang dekat dengan rakyat.
“Kalau Yasin Limpo dipilih karena banyak pemilih perempuan. Ia juga unggul di pemilih Makassar,” lanjut dia.
Untuk tingkat pengenalan kandidat cagub dan cawagub, Yasin Limpo berada di peringkat pertama dengan 76,7 persen sementara peringkat kedua ditempati oleh Aziz Kahar Muzakar dengan 66,6 persen.
Nurdin Halid di peringkat ketiga dengan 61,8 persen, menyusul Andi Muzakar dengan 50,4 persen dan Nurdin Abdullah dngan 50,3 persen.
Peringkat selanjutnya ditempati oleh Agus Arifin Numang dengan 50 persen lalu disusul Andi Sudirman Sulaiman dengan 20,3 persen dan Tanribali Lamo dengan 18,3 persen.
Pengambilan data survei dilakukan pada 19-24 Februari 2018. Survei menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah responden sebesar 800. Margin of error sebesar 3,5 persen. Wawancara dilakukan dengan tatap muka dengan mengisi kuesioner. (*)
Tinggalkan Balasan