Sulsel Rancang Wisata Gondola Ala Venesia, Bakal Lintasi CPI ke Pulau Laelae dan Geopark Maros – Pangkep
MAKASSAR, TEKAPE.co – Pandemi Covid-19 yang menghantam tanah air selama dua tahun terakhir, berdampak signifikan pada sejumlah sektor.
Salah satu sektor yang paling terpuruk adalah pariwisata.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel, Kemal Redindo Syahrul Putera, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 14 Desember 2021, mengatakan, angka kunjungan wisatawan ke Sulsel menurun drastis. Hanya didominasi turis lokal.
Karena itu, pihaknya harus putar otak untuk membuat program demi meningkatkan kembali angka kunjungan wisatawan.
Terlebih, Sulsel mengandalkan destinasi wisata sumber daya alam.
Dindo mengatakan, pihaknya berencana akan membuat wisata gondola atau perahu dayung, seperti yang terdapat di Venesia, Italia.
Program prioritas tersebut, merupakan terobosan Kepala Disbudpar Sulsel untuk meningkatkan daya tarik pariwisata ke Sulawesi Selatan.
Selain itu, program wisata gondola nantinya menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi.
“Tahun ini program tersebut telah masuk tahap visibility study dan pradesain. Pada tahapan itu, pihaknya melibatkan Pusat Unggulan Teknologi Center of Technology (PUSLANTEK-CoT) Universitas Hasanuddin yang menghabiskan anggaran sebesar Rp800 juta,” ujar Dindo.
Sedangkan tahun depan, pihaknya kembali akan menganggarkan Rp2 miliar untuk Detail Engineering Design (DED) proyek tersebut.
Dindo menuturkan, rencananya gondola akan ditempatkan di dua lokasi.
Pertama yakni melintasi CPI ke Pulau Laelae.
Kedua, Gondola akan melintasi Geopark Maros – Pangkep yang memiliki 30 site. Termasuk di dalamnya Taman Nasional Bantimurung.
“Masing-masing Rp1 miliar untuk DED gondola dengan lintasan CPI – Laelae dan Rp1 miliar untuk gondola lintasan Geopark Maros – Pangkep yang meliputi 30 site,” jelasnya.
Khusus lintasan Gondola di Geopark Maros – Pangkep, telah ada tim dari Prancis yang melakukan visitasi secara virtual pada November lalu.
Dindo mengatakan, mereka kembali akan melakukan visitasi secara langsung pada Februari tahun depan.
“Ini adalah geopark kedua terbesar di dunia. Kita sudah melalui tahapan-tahapan. Ada visitasi secara virtual tim dari Prancis. Februari langsung didatangi oleh tim geopark dunia dari Prancis,” sebutnya.
Di sisi lain, Dindo menyebut, Disbudpar Sulsel saat ini mengelola anggaran sebesar Rp30 Miliar.
Anggaran tersebut menurun dari sebelumnya yang mencapai Rp80 Miliar.
Kendati demikian, dengan anggaran terbatas itu, pihaknya tetap optimistis pariwisata Sulsel akan bangkit kembali.
“Karena Sulsel ini pintu gerbang Indonesia Timur,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sulsel, Andry Arief Bulu.
Menurutnya, wisata gondola bagian dari program Shelter Tourism yang menjadi target promosi BPPD.
Program tersebut bahkan telah disampaikan kepada Menparekraf, Sandiaga Uno.
“Selter Tourism ini mencakup Geopark Maros – Pangkep. Jadi target jualnya adalah paket Travel Pattern, dimana wisatawan ditawarkan perjalanan menyusuri Geopark meliputi antara lain Rammang-rammang, Bantimurung dan Kepulauan Spermonde di Pangkep menggunakan gondola atau sampan wisata,” imbuh Andry.
Tak hanya itu, lanjut Andry, ide besar lainnya yang akan diusulkan adalah keberadaan kereta gantung di kawasan karts Maros – Pangkep.
Menurutnya, itu merupakan ide besar Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman untuk mengeksplor keindahan gugusan karts yang ada di kawasan tersebut.
“Gugusan karst jika diliat dari udara akan sangat cantik. Maka program kereta gantung ini akan menjadi destinasi baru yang akan berefek bagi pemulihan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja,” bebernya.
Pihakya meyakini, program tersebut akan mendapat sambutan baik.
Apalagi jika nantinya Geopark Maros – Pangkep terpilih menjadi UNESCO Global Geoparks, maka tentunya akan menjadi perhatian dunia.
“Olehnya itu, diharapkan dukungan dari seluruh stakeholder yang ada baik itu dari OPD, maupun lembaga yang lain, untuk melakukan koordinasi terkait promosi pariwisata,” tandasnya. (hms)
Tinggalkan Balasan