Solidaritas Kemanusiaan, GP Ansor Maros Kecam Aksi Militer Myanmar Terhadap Etnis Rohingya
MAROS, TEKAPE.co – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, mengecam keras kebiadaban yang dilakukan mikiter Myanmar terhadap etnis Rohingya di Arakan State.
Sekertaris GP Ansor, Kabupaten Maros, Abrar Rahman, menilai bahwa ini merupakan tragedi kemanusiaan terparah di kawasan Asia Tenggara saat ini, dan menduga keras ini dilakukan oleh tangan negara, baik aparat militer, keamanan, kepolisian maupun pemerintahan Myanmar,
“Tragedi kemanusiaan terhadap etnis Rohingya merupakan konflik geopolitik, khususnya pertarungan kuasa dan kekuasaan (yang tak seimbang) di daerah Arakan-Rakhine, yang dihuni mayoritas etnis Rohingya, dengan dugaan kuat didasarkan pada perebutan secara paksa tanah dan sumber daya, khususnya minyak dan gas,” ujarnya, Kamis, 7 September 2017.
Disamping itu, GP Ansor Maros juga mencermati bahwa tragedi kemanusiaan terhadap Etnis Rohingya karena situasi di mana pemeluk agama mayoritas yang sebenarnya moderat memilih diam dan bukan melawan saat terjadi persekusi terhadap kaum minoritas.
“Seperti halnya Aung San Sukyi, sang penerima Nobel Perdamaian, hanyalah contoh paling memuakkan dari diamnya mayoritas,” kata, Abrur Rahman.
PC GP Ansor Maros mengeluarkan lima poin tuntutan dan ajakan bagi seluruh masyarakat yaitu :
1. GP Ansor Maros mengajak organisasi kepemudaan dan masyarakat Indonesia lainnya, untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan dan misi bantuan kemanusiaan terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya, serta melakukan secara lebih aktif lagi People-to-People Diplomacy di kawasan, dengan tentu saja dengan kesadaran agar konflik geopolitik di Myanmar itu tidak diimpor ke negeri kita.
2. Menyarankan agar mensholat ghoibkan para korban yang tewas, mengirimkan doa khusus dan juga membaca Hizb Nasr agar para korban yang tewas mendapat ketenangan, agar para korban terluka ringan maupun berat segera mendapatkan kesembuhan, agar para korban yang hilang bisa diketemukan dalam keadaan hidup dan sehat, agar para korban yang mengungsi mendapatkan keamanan dan perlindungan, dan agar perdamaian abadi bisa kembali hadir di Negeri Myanmar sehingga para pengungsi dapat pulang ke tanah mereka dengan jaminan keamanan dan perlindungan.
3. Mengutuk keras tragedi kemanusian terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya di Myanmar sekaligus mengajak kita semua untuk menyatukan hati, tekad, semangat dan usaha kita ini sama satu tujuan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
4. Mendesak PBB dan ASEAN untuk memberikan sanksi terhadap Myanmar yang telah membiarkan tragedi kemanusiaan di negara bagian Rakhine. Dengan demikian, nantinya bisa mencegah meluasnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah konflik tersebit.
5. Minta Dewan Keamanan PBB dan negara-negara ASEAN memberi sanksi tegas terhadap pemerintah Myanmar, baik sanksi yang berlaku di kawasan regional maupun global. (*)
Tinggalkan Balasan