Soal Pengeroyokan Mahasiswa KKN, Ini Klarifikasi Kepala Puskesmas Sukamaju
SUKAMAJU, TEKAPE.co – Peristiwa pengeroyokan sejumlah mahasiswa KKN Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo, ditanggapi Puskesmas Sukamaju Kabupaten Luwu Utara, Tola SKM.
Peristiwa yang terjadi di dalam ruangan Kepala Puskesmas Sukamaju itu marak dibicarakan di sosial media.
Tola, kepada tekape.co mengatakan, kejadian itu tidak ada kaitannya dengan pihak Puskesmas. Sebab menurutnya, itu terjadi secara spontanitas.
BACA JUGA:
- Mahasiswa KKN ‘Disambakki’ Preman di Ruangan Kepala Puskesmas Sukamaju
- VIDEO: Pengeroyokan Mahasiswa KKN di Ruangan Kepala Puskesmas Sukamaju
Ia menceritakan awalnya terjadinya peristiwa tersebut. Menurutnya, awalnya mereka datang sekitar 20 orang bergerombolan untuk melakukan minta maaf kepada dirinya terkait dengan kekecewaan tim Puskesmas Sukamaju pada saat kegiatan Porseni yang mereka gelar.
Namun pada saat mereka datang di lantai bawah, ada mahasiswa yang merokok dan ditegur oleh petugas kesehatan untuk tidak merokok.
“Sebab kawasan kita ini bebas rokok, tapi pada saat ditegur, para mahasiswa ini justru marah, kemudian terjadi ribut-ribut,” kenangnya.
Mereka kemudian memaksa untuk ketemu dengan kepala Puskesmas. “Padahal kan saya mau-ji temui mereka,” katanya.
Lalu kemudian mereka memaksa naik, tapi ditanya oleh security, agar satu orang saja yang naik, tapi arahan security itu justru tidak diindahkan dan mereka malah marah.
“Karena security hanya sendiri, jadi mereka semua memaksa masuk keruangan saya. Dan setelah mereka semua sudah masuk di ruangan saya, kami berbincang-bincang, namun tiba-tiba sejumlah warga yang tidak tahu datangnya dari mana, datang mendobrak pintu ruangan saya dan langsung memukuli para mahasiswa. Saya juga kaget, dan langsung melerai, bahkan kacamata saya terlempar saat saya melerai, namun karna warga ini banyak kita kewalahan melerai,” cerita Tola.
Selain itu, terkait adanya tudingan yang mengatakan, pihak Puskesmas Sukamaju telah merencanakan kejadian tersebut, dan bekerjasama dengan preman untuk melakukan pemukulan, Tola membantah isu tersebut.
Ia mengatakan, pihak Puskesmas tidak pernah merencanakan hal tersebut.
“Kita tidak pernah merencanakan kejadian itu. Apalagi bekerjasama dengan preman, karena setahu saya yang masuk itu adalah warga Sukamaju. Jadi kalau mau dikatakan mengatur dan bekerjasama dengan preman, saya kira itu tidak benar. Kan mahasiswa ini sendiri yang datang bergerombol,” katanya.
Tola juga membantah adanya isu yang mengatakan bahwa mahasiswa Unanda yang dipukuli dipaksa mencabut laporannya di Polsek Sukamaju. “Saya kira itu tidak benar,” tambahnya.
Ia juga mengatakan, kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan. “Inikan sudah ada kesepakatan dari pihak kapolsek, Unanda, Puskesmas, dan korban bahwa ini diselsaikan secara damai dan kekeluargaan,” tandasnya. (rin)
Tinggalkan Balasan