Soal Insiden di SCC, Ini Penjelasan Versi Sekkot Palopo dan Pengakuan Kasubag Protokol
PALOPO, TEKAPE.co – Insiden yang terjadi di gedung di Gedung Saudanrae Convention Centar (SCC), Jl Pattimuran, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Senin 22 Januari 2018, malam lalu, sempat menjadi buah bibir warga Palopo dan warganet.
Banyak versi yang berkembang atas insiden antara Sekkot Palopo H Jamaluddin Nuhung, dengan Kasubag Protokoler Pemkot Palopo, Wahyuddin. Atas banyaknya versi atas insiden tersebut, kedua Aparatur Sipil Negara (ASN) Palopo ini menceritakan versi masing-masing.
Dari versi Wahyuddin, dirinya mengaku telah dipukul oleh Plt Sekretaris Kota (Sekkot) Jamaluddin Nuhung usai acara pisah sambut Dandim 1403 Sawerigading di SCC Palopo.
Ia mengaku tak tahu apa sebabnya, sehingga dirinya mendapat perlakuan seperti itu. “Waktu itu acara sertijab Dandim. Saya tidak mengerti apa salah saya sehingga dipukul secara tiba – tiba di depan banyak orang,” kata Wahyuddin, Rabu 24 Januari 2018.
Ia menambahkan, pasca kejadian itu, dirinya sama sekali tidak memperpanjang masalah. Ia pun mengaku tak mengadukan ke siapa-siapa.
Terpisah, Kamis 25 Januari 2018, Sekkot Palopo H Jamaluddin Nuhung, yang sebelumnya enggan menanggapi insiden tersebut, akhirnya angkat bicara.
Di hadapan wartawan, saat jumpa pers di kediaman pribadinya, Jl Dahlia 1 Kompleks Anggrek Palopo, menjelaskan jika dirinya sama sekali tak memukul.
“Saya hanya dorong dia. Kebetulan saat itu, saya lewat di pintu gedung, dia berdiri. Saya hanya dorong dari samping sambil bilang, ‘kau ini kurang ajar.’ Itu saya lakukan sebagai atasan, saya menegur bawahan, yang saya anggap kurang menghargai saya sebagai atasannya,” ujarnya.
Hanya saja, Sekkot Palopo enggan menyebutkan apa yang dilakukan Wahyuddin sehingga dianggapnya tidak menghargai atasan.
“Yang jelas, insiden itu adalah akumulasi dari sekian banyak perlakuan yang kurang etis. Makanya, saya sebagai atasan merasa perlu menegur dia,” ujarnya.
Usai insiden tersebut, Jamaluddin juga mengaku sempat mendapat pengancaman lewat telpon, dan sempat ditegur wali kota.
Atas adanya telpon yang dianggap sebagai ancaman tersebut, Sekkot Palopo ini menghadap langsung ke Kapolres dan meminta pengawalan dari polisi.
Saat ini, Sekkot Palopo kini dikawal anggota Polres Palopo. Padahal sebelumnya, Sekkot tak pernah dikawal. Kediamannya pun tak pernah dijaga Satpol PP.
“Saya minta pengawalan, karena saya khawatir jangan sampai ada terjadi sesuatu sama saya, dan kemudian saya disalahkan karena tak pernah meminta pengawalan,” tandas Sekkot. (rin)
Tinggalkan Balasan