Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Sejarah di Balik Tugu Perjuangan Pemuda Tarue yang tak Terawat

SABBANG, TEKAPE.co – Tugu Perjuangan Pemuda Tarue, saat ini sudah tampak usang dan tak terawat. Banyak dedaunan dan bangunannya sudah retak.

Monumen yang kurang terawat itu berada di Tarue, Desa Buangin Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara, Sulsel.

dari pengamatan Tekape.co, Jumat 8 September 2017, kondisi monumen yang terletak di jalan Trans Sulawesi itu kelihatan kurang terawat.

Sudah banyak bagian monumen dengan lambang badik terhunus itu, yang rusak seperti lantai dan badan monumen. Untuk itu masyarakat setempat maupun pemerintah diminta untuk memperhatikan kondisi monumen perjuangan bangsawan Tarue ini.

Di balik tugu tersebut, ada sejarah yang cukup berkesan. Dari penuturan pensiunan veteran, Massaguni Opu Dg Pagau, monumen itu untuk menperingati semangat kepahlawanan para pemuda bangsawan di Tarue dan Buntu Torpedo, sebelum desa dimekarkan dulu.

Menurut Opu Dg Pagau, pada masa perang melawan penjajahan Belanda, monumen perjuangan itu didirikan. Itu merupakan pintu gerbang kampung Tarue. Tarue dan Buntu Torpedo, menurut Massaguni Opu Dg Pagau merupakan perkampungan bangsawan.

“Ketika NICA (Belanda, red) datang, para bangsawan disini tidak mau menyerah, terutama almarhum Opu Andi Banduli dan para pendampingnya. Mereka berjuang sampai titik darah penghabisan. Makanya, disitu didirikan monumen untuk mengenang dan menghormati perjuangan mereka,” cerita Massaguni Opu Dg Pagau.

Massaguni Opu Pagau

Dijelaskan lebih lanjut, Opu Abdi Banduli disebut Opu Lembang, karena ia adalah Kepala Adat yang berani pada masa itu. Dia tegas, disiplin dan tidak mau menyerah kepada Belanda. Melihat kondisi monumen saat ini Massaguni Opu Dg Pagau mengaku sangat prihatin.

“Mestinya kita sama- sama menjaga dan menelihara, serta membersihkan monumen itu. Itu milik kita semua masyarakat Tarue. Jadi, saya bersama dengan cucu- cucu, cicit dari Opu Andi Banduli, mengajak kita semua untuk bersama- sama menghormati, merenungkan makna dan arti perjuangan mereka, dan menjadikan hal itu sebagai pemacu untuk membangun daerah ini,” ungkapnya.

Dia berharap, Pemkab Luwu Utara, supaya memberikan perhatian lebih kepada monumen perjuangan ini, seperti di monumen perjuangan kota Masamba. Jangan sampai terkupakan. (yus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini