Rumah Cakka di Sabe, Mitoskah?
Bicara rumah Cakka di Sabe, tak bisa dilepaskan dari romantisme perjalanan karir politiknya. Rumah itu sepertinya menyimpan jejak kenangan manis bagi putra bungsu Kahar Mudzakkkar itu. Dua kali Cakka menang bertarung di arena pemilihan Bupati Luwu, rumah Sabe seolah menjadi mitos di balik kemenangan itu.
Catatan: Muhammad Nursaleh
* Kasubag Humas Setdakab Luwu
Ratusan masyarakat Luwu tumpah di jalan Sabe, Belopa Utara, Luwu. Mereka memadati tenda dan menyantap sajian yang disiapkan tuan rumah. Suasana akrab terlihat, apalagi seringnya pemilik rumah yang menggelar hajatan berbaur bercengkrama dengan para undangan yang datang.
Rumah itu milik Bupati Luwu, Andi Mudzakkar atau yang lebih dikenal dengan nama Cakka. Hari ini, Rabu, Cakka menggelar “masuk rumah” pribadinya, menjalani masa cuti sekaitan keikutsertaannya dalam Pilgub SulSel 2018.
Bicara rumah Cakka di Sabe, tak bisa dilepaskan dari romantisme perjalanan karir politiknya. Rumah itu sepertinya menyimpan jejak kenangan manis bagi putra bungsu Kahar Mudzakkkar itu delapan tahun silam.
Rumah itu terletak di Jalan Sabe 2 Nomor 11. Dulu, tahun 2008, rumah ini hanya dikontrak Cakka saat dirinya mulai masuk arena pertarungan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Luwu 2009. Saat itu beliau berpasangan dengan Syukur Bijak. Rumah Sabe inilah yang banyak menghiasi perjalanan masa-masa Cakka menuju kursi bupati, hingga akhirnya Cakka dinyatakan menang ! Sabe seketika menjadi magnet yang terus disesaki masyarakat Luwu.
Cakka sepertinya tak mau kehilangan romantismenya di Sabe. Ia berniat membeli rumah itu yang disambut gembira pemilik rumah, Haji Hastar.
“Kalau orang lain yang mau beli, saya tidak mau. Kalau pak Cakka mau beli, saya mau menjualnya. Rumah ini bagi saya ada kenangan tersendiri. Selain kenangan bersama keluarga, juga di rumah inilah ada sejarah, bahwa pemimpin Luwu pernah tinggal di rumah ini,” kata Hastar kala itu.
Cakka bahagia. Rumah itu menjadi milik pribadinya. “Saya berterima kasih kepada Pak Haji Hastar, yang mau memberikan rumahnya untuk saya kontrak. Dan untuk keduakalinya terima kasih juga atas niat menjualnya. Alhamdulillah rumah itu saya beli dan ini menjadi kenangan tersendiri buat saya, keluarga dan seluruh masyarakat Luwu. Rumah ini letaknya di Sabe 2 nomor 11. Angka dua adalah angka saya dua kali berturut-turut ikut pemilihan bupati. Angka 11 tanggal lahir saya,” ungkap Cakka.
Memasuki Pilkada Luwu periode kedua yang dihelat 18 September 2013 lalu, Cakka yang berniat maju untuk kali kedua, kembali menempatkan posko pemenangannya di Sabe sebagai posko utama. Tagline “Selalu Bersama” yang diusung Cakka awal mulanya diilhami dari rumah Sabe.
“Ini sudah kedua kalinya rumah di Sabe kita jadikan posko. Sabe itu selalu bersama. Kita pakai kata itu sebagai tagline,” ucapnya.
Sabe yang dipanjangkan menjadi selalu bersama akhirnya melekat, kental dengan sosok Cakka menakhodai Luwu hingga dua periode termasuk memasuki pentas Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan 2018, berpasangan dengan Ichsan Yasin Limpo.
Tak lagi dibolehkan memakai fasilitas negara sekaitan dengan masa cutinya, Cakka akhirnya memilih rumahnya di Sabe sebagai tempat tinggal sementara waktu, meskipun Cakka juga punya rumah di Kota Palopo.
“Saya kembali ke sini. Rumah Sabe. Saya telah cuti, karena ikut dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur tahun 2018 ini. Melalui kesempatan ini juga, saya meminta kepada seluruh masyarakat Luwu, doakan kami sekeluarga untuk selalu hidup rukun bersama. Terima kasih atas kehadiran’ta semua,” ucap Cakka.
Dua kali Cakka memenangkan Pilkada Luwu, rumah Sabe seolah menjadi mitos di balik kemenangan itu. Adakah kemenangan itu akan terulang saat Cakka ‘naik kelas’ di pentas Pilgub SulSel ? Wallahuaalam bisawwab. (*)
Tinggalkan Balasan