Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Puluhan Warga Towuti Diduga Keracunan Bubur Ayam, Penjualan Dihentikan Sementara

Petugas saat mendatangi warung bubur ayam yang diduga penyebab puluhan orang mengalami gejala keracunan makanan. (ist)

TOWUTI, TEKAPE.co — Sedikitnya 31 warga Kecamatan Towuti harus dilarikan ke Puskesmas setelah mengeluhkan gejala seperti muntah dan sakit kepala usai mengonsumsi bubur ayam sejak 19 Juni 2025.

Kepala Puskesmas Towuti, Haerani, mengungkapkan, gelombang pertama pasien datang pada 19 Juni, sebanyak enam orang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, semuanya memiliki riwayat mengonsumsi bubur ayam yang dibeli dari warung yang sama.

“Petugas kami langsung bergerak. Kami koordinasi dengan tim surveilans, sanitasi, dan promosi kesehatan untuk melakukan investigasi epidemiologi ke lokasi penjual,” terang Haerani.

Jumlah pasien meningkat signifikan keesokan harinya, 20 Juni, dengan tambahan 20 orang yang mengeluhkan gejala serupa.

Pemeriksaan awal menggunakan sanitarian kit tidak menemukan adanya zat berbahaya dalam bubur ayam yang diuji.

Namun kasus berlanjut. Pada 28 Juni, lima orang lagi kembali dirawat dengan keluhan yang sama. Setelah itu, hingga saat ini, tidak ditemukan lagi kasus baru.

Merespons kejadian ini, unsur Forkopimcam Towuti menggelar rapat koordinasi, Jumat, 4 Juli 2025, di Aula Kantor Camat Towuti.

Rapat dihadiri Camat Drs Saenal, Kapolsek Iptu Yusmal, Kepala Puskesmas, serta tokoh pemuda termasuk Ketua Pospera Kecamatan Towuti, Amrullah.

Amrullah menyampaikan, pihaknya mengapresiasi langkah cepat yang diambil oleh Dinas Kesehatan, yang disebut sudah bertindak atas perintah langsung dari Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam.

“Sampel awal memang tidak menunjukkan adanya zat berbahaya, tapi belum cukup kuat dijadikan kesimpulan. Maka sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium di Makassar untuk pemeriksaan lanjutan. Hasilnya baru bisa diketahui dalam waktu sekitar tiga minggu,” ujar Amrullah, kepada wartawan.

Sambil menanti hasil laboratorium, pemerintah setempat telah mengambil langkah antisipatif.

Penjual bubur ayam yang diduga menjadi sumber kasus sementara diminta untuk menghentikan aktivitas jualannya.

“Ini sebagai bentuk kehati-hatian. Semua pihak sepakat agar tidak ada penjualan bubur ayam dulu sampai hasil lab keluar,” pungkas Amrullah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini