Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Perpadi Desak Bulog Maksimalkan Penggilingan Padi di Lare-lare

Ketua Perpadi Luwu, Wahyu Napeng

LUWU, TEKAPE.co -Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Kabupaten Luwu, mendesak Perum Bulog untuk memaksimalkan fungsi gudang dan penggilingan yang ada di Desa Lare-lare Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu.

Ketua Perpadi Luwu, Wahyu Napeng, menilai, Bulog kurang maksimal mengelolah gudang dan penggilingan tersebut. Aset tersebut diatas jika dimanfaatkan dengan baik bisa sangat membantu petani di Luwu. Jika aset ini tidak dimanfaatkan sangatlah mubasir dan akan menyebabkan kerugian negara.

“Atas nama Perpadi, kami mengingkan bahwa fasilitas yang dimiliki BUMN termasuk Bulog yang berada di Bua tolong difungsikan agar masyarakat merasakan hasil panen menjelang panen raya. Aset ini sangatlah sia-sia jika dibiarkan begitu saja,” ujar Wahyu Napeng, Rabu, 08 Agustus 2018.

Dikatakan bahwa alangkah ruginya negara memberikan fasilitas kepada Bulog kalau tidak bisa mejalankannya sesuai dengan harapan pemerintah. Jika fasilitas ini bisa difungsikan dengan baik maka dapat menyerap sekitar 20 persen dari hasil panen masyarakat.

“Ini soal penyerapan hasil panen, kalau gudang dan penggilingan itu difungsikan maka bisa menampung hasil panen petani, minimal 20 persen bisa ditampung,” ungkapnya. Dalam kesempatan kemarin, Perpadi rencananya akan melakukan pertemuan dengan Bulog menanyakan kendalanya.

“Jika Bulog tidak bisa kelolah, silahkan pihak ketigakan. Hal ini harus dilakukan agar harga di lapangan bisa pro kepada petani sehingga tidak ada lagi pengusaha dari luar yang masuk ke Luwu mempermainkan harga dilapangan,” tegas Wahyu Napeng.

Sementara itu, Kepala Sub Divrei Bulog Kota Palopo, Luthfi Said, yang membawahi daerah di Luwu Raya menyampaikan bahwa pihaknya tetap akan berupaya mengoptimalkan fungsi gudang dan penggilingan padi yang ada di Desa Lare-lare. Disebutkan, memang ada kendla yang mereka hadapi saat ini terkait pengoptimalannya.

“Tetap kita maksimalkan sasaran itu, cuma kan pesoalnnya harga gabah masih tinggi. Namun demikian kondisi di sana tetap jalan dan kami selalu siapkan internalnya operasional. Kendala lain, ini kan mesin tua, umur mesin sudah lama seperti ini tentu ada saja kendala yang kadang terjadi, namun saya pastikan masih bisa dimaksimalkan,” tegasnya.

Untuk diketahui, puncak panen di Luwu Raya diprediksi pada bulan nopember mendatang. Lutfi berharap, petani di Luwu, utamanya pengusaha penggilingan agar bisa bermitra dengan Bulog. Saat ini stok pangan di Sub Divrei Bulog ada sebanyak 9.000 ton dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Luwu Raya hingga desember mendatang.

Sementara itu, saat ini harga pembelian Bulog Rp4.070 gabah kring panen (GKP) atau 10 persen dari HPP atau harga pembelian pemerintah (HPP). (ilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini