Pengojek di Palopo Ini Tinggal di Gubuk Reok, Sering Diusul Bedah Rumah Tapi Tak Juga Dapat
PALOPO, TEKAPE.co – Beratap rumbia yang kebanyakan sudah bocor, ditambah kayunya mulai lapuk.
Itulah sedikit gambaran rumah salah seorang warga di RT 013/RW 003 Kelurahan Ponjalae Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulsel.
Di rumah itu, Rukseng bersama istri dan empat anaknya tinggal. Rukseng yang sehari-harinya sebagai tukang ojek, sebenarnya telah beberapa kali didata untuk mendapat bantuan bedah rumah. Namun hingga kini tak juga dapat.
Ketika musim hujan, air menebus ke dalam ruangan rumahnya. Sebab atap rumah dari rumbia itu sudah bocor. Ditambah sejumlah kayu pada bangunan rumah itu telah lapuk.
“Saat hujan, saya terpaksa mengambil baskon dan ember untuk menadah air, agar tidak meluber kemana-mana,” ujar Rukseng.
Ia mengaku, pemerintah telah beberapa kali melakukan pendataan, yang katanya akan dilakukan perbaikan rumah, namun hingga saat ini belum terealisiasi.
“Saya sudah sering didata pak dari pemerintah, katanya untuk pengusulan perbaikan rumah, tapi sampai saat ini belum ada,” keluh Rukseng, Kamis 02 April 2020.
Ia menyebutkan, untuk menghidupi istri dan 4 anaknya di tengah wabah corona ini, pendapatan Rukseng sebagai tukang ojek menurun drastis. Hanya mendapat rata-rata Rp30 ribu perhari. Dari dulunya bisa dapat Rp50 ribu hingga Rp100 ribu/hari.
Camat Wara Timur, Arham SSTP, mengakui jika pihaknya telah beberapa kali mengajukan program bedah rumah untuk keluarga Rukseng. Hanya saja belum terealisasi.
Untuk membantu warganya, Arham menggalang dana untuk Rukseng. “Kita mau ‘curung-curung’ (kongsi-kongsi, red) untuk bantu beliau,” tandasnya.
Sebagai langkah awal, Arham telah memposting foto dan kondisi rumah Rukseng, untuk menggalang bantuan.
“Orang ini sangat butuh uluran tangan kita semua. Bagi keluarga yang ingin berbagi/menyumbang silahkan hubungi 08114227705 (WA) dan bisa hub pak lurah 082271309512,” tulisnya, di beranda facebook miliknya.
Ia menjelaskan, orang tersebut hanya bekerja sebagai tukang ojek, dan selama beberapa hari ini, ia hanya berpenghasilan sekitar Rp20 ribu sampai Rp40 ribu/harinya, dari yang dulunya bisa dapat Rp50 ribu sampai Rp100 ribu/harinya.
“Mungkin dengan adanya cobaan ini, bisa kita ambil hikmah dari semua ini. Sudah seringkali didata untuk bantuan bedah rumah, tapi tidak pernah dapat,” tulisnya. (usman)
Tinggalkan Balasan