Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Pemerataan Guru di Luwu Belum Maksimal

LUWU, TEKAPE.co – Dunia pendidikan di Tanah Air masih diwarnai dengan berbagai persoalan yang dinilai menghambat pen­didikan di Indonesia salah satunya pendistribusian guru.

Di antaranya yang masih terasa pendistribusian guru yang tidak merata di wilayah Luwu. penyebaran guru hingga kini belum merata sehingga banyak sekolah di Luwu mengalami kekurangan tenaga pendidik.

Hal itu diperbincangkan dalam bincang santai, Selasa, 31 Maret 2020, di rumah merah Ladang Ide, di Lingkungan Balalau, Kelurahan Balo-Balo, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, dengan tema ‘Distribusi Guru Sudah Tepatkah?”

Hadir dalam kegiatan itu, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Luwu, Ridwan Bakokang, Ketua FP2KEL Ismail Ishak, Direktur Rumah Ladang Ide, Hasbullah Idris, dan beberapa wartawan yang hadir dalam diskusi itu.

Mengawali Diskusinya Direktur Rumah Ladang Ide Hisbullah Idris, mengatakan, terkait distribusi guru di kabupaten Luwu, mengatakan sangat menyesalkan dengan kondisi distribusi guru yang ada saat ini.

Menurutnya, selama ini lembaga yang dipimpinnya Latimojong -30 bersama KINERJA -USAID telah mendorong terkait dibuatnya Peraturan Bupati Luwu tentang distribusi guru berdasarkan SKB 5 Menteri.

“Saya heran dengan sikap pemerintah daerah yang nampak kurang serius dengan masalah ini. Disisi lain ada harapan besar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ini namanya berkhayal. Entah mengapa APBD- DAU kita kurang berpihak,” ujarnya.

Hasbullah Idris, yang akrab disapa Boy Hasid, berharap, sekolah itu jangan sekadar membahas kepala sekolah. Tapi kualitas keluaran sekolah khususnya SD yang diutamakan, dan salah satu variabel penting adalah guru

“Apa salahnya mengalokasikan dana APBD- DAU untuk peningkatan kualitas sektor pendidikan.Sebab distribusi guru ini tentu butuh dana,” jelas, Boy Hasid.

Di samping itu, Ketua Forum Pemuda Pemantau Kinerja Eksekutif & Legislatif (FP2KEL), Ismail Ishak, menekankan agar pendistribusian guru harus merata jangan hanya terpusat di wilayah perkotaan Kabupaten Luwu saja, kemudian di daerah terpencil kemudian terabaikan.

Ismail juga menyebut jika melihat kondisi distribusi guru saat ini memang masih mengalami ketimpangan.

“Ada sekolah yang memiliki guru ASN yang berlebihan, namun ada juga sekolah yang memiliki hanya 1 guru ASN-nya sekaligus merangkap jadi kepala sekolah. Contoh ada Sekolah Dasar di Bajo yang saat ini memiliki guru ASN sebanyak 11 orang. Ini tentu kelebihan guru. Model distribusi guru seperti ini harus dikurangi dan didistribusikan ke SD yang kekurangan guru,” kata, Ismail.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Luwu, Fraksi PDIP, Ridwan Bakokang, mengatakan agar menata pendistribusian guru sesuai harus Perbup.Hal ini demi untuk menjaga kualitas keluaran sekolah. Terutama sekolah di pinggiran pegunungan, pada umumnya kekurangan guru.

“Insha Allah ke depan jika masalah pandemi corona tuntas, kami usul untuk membicarakan masalah ini dengan unit kerja yang menanganinya di DPRD Luwu.Dan mendorong segera mengimplementasikan Perbup distribusi guru tersebut,” ungkapnya.

Hasil bincang aktivis Rumah Ladang Ide tersebut merekomendasikan bahwa distribusi gurus mengacu pada Peraturan Bupati (Perbub) yang telah ada. (ham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini