Pasca Banjir di Bua, Petugas BBWS Pompengan Jeneberang Tinjau Limpasan Air di Sungai Bua
LUWU, TEKAPE.co – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak banjir dan limpasan air sungai di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada Jumat, 30 Mei 2025.
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas banjir yang melanda sejumlah desa dan kelurahan di wilayah tersebut. Peninjauan difokuskan pada titik-titik rawan banjir di sepanjang aliran Sungai Bua, termasuk fasilitas umum yang terdampak.
Petugas Juru Sungai (PJS) BBWS Pompengan Jeneberang, Jufri, menyampaikan bahwa pihaknya selalu siaga di lapangan setiap ada bencana untuk mengumpulkan dan melaporkan data secara langsung.
“Kami sudah standby di lokasi hari ini. Seluruh data dan laporan telah kami kirimkan ke kantor pusat,” ujar Jufri saat ditemui di lokasi.
Jufri menjelaskan bahwa tugas utama pihaknya adalah mendata dan melaporkan kondisi lapangan kepada kantor pusat BBWS Pompengan Jeneberang, yang nantinya akan menentukan langkah penanganan lebih lanjut.
“Kami mendata semua lokasi limpahan air, rumah-rumah warga yang terdampak, serta fasilitas umum. Seluruh informasi ini sudah kami laporkan ke pusat. Tugas kami mendata dan melaporkan,” jelasnya.
Menurut Jufri, tim BBWS Pompengan terbagi menjadi dua, termasuk satu tim yang ditugaskan ke daerah yang mengalami longsor di Desa Posi dan Tiromanda. Titik-titik limpasan air terpantau tersebar di beberapa desa sepanjang aliran Sungai Bua.
“Hasil peninjauan menunjukkan terdapat tujuh titik limpasan air di Desa Pabbaresseng dan Barowa yang memerlukan penanganan segera. Penguatan tebing dan pembangunan tanggul sangat dibutuhkan untuk meminimalisir potensi banjir,” ungkapnya.
Salah satu lokasi yang menjadi perhatian adalah Kantor Desa Pabbaresseng yang hanya berjarak dua meter dari bibir sungai. Peninjauan ke kantor desa ini sudah beberapa kali dilakukan oleh BBWS.
“Kantor Desa Pabbaresseng ini sangat dekat dengan sungai. Sudah beberapa kali kami tinjau dan laporkan ke pusat. Mungkin Pemerintah setempat sudah berkoordinasi dengan dinas terkait,” ujar Jufri.
Sementara itu, Kepala Desa Pabbaresseng, Bugedang, turut menyampaikan harapannya agar pembangunan tanggul dan penguatan tebing bisa segera terealisasi.
“Kami sangat berharap pembangunan tanggul bisa segera dilaksanakan, terutama di tujuh titik limpasan air di Desa Pabbaresseng, yang total panjangnya mencapai 1.700 meter,” katanya.
“Termasuk dengan kantor Desa Pabbaresseng yang sudah sangat dekat dengan bibir sungai, akibat terus-menerus tergerus oleh air sungai saat banjir bahkan bagian belakang kantor desa ini sudah retak karena selalu dihantam air kalau meluap ke pemukiman warga,” sambungannya. (ilh)
Tinggalkan Balasan