Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Pancai Ingatkan Adat Itu Sejatinya Tidak Membuat Gaduh Masyarakat

Logo Pancai Pao. (ist)

PALOPO, TEKAPE.co – Pelestarian adat dimaksudkan untuk memerkuat persatuan dan kesatuan masyarakat, bukan malah memecah dan memancing kegaduhan.

Hal itu disampaikan Pemegang Mandat Adat Pancai Pao, Abidin Arief To Pallawarukka SH, dalam menanggapi adanya riak-riak yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di wilayah adat Kemokolean Wawainia Rahampu’u Matano.

Riak-riak itu dikabarkan dipicu informasi yang beredar tentang agenda pelantikan Pemangku Adat Mokole Wawainia Rahampu’u Matano yang baru, H Hasan Said, oleh Datu Luwu XL Andi Maradang Mackulau Opu To Bau.

Agenda itu memantik reaksi kubu H Umar Ranggo, sebagai Mokole Wawainia Rahampu’u Matano.

“Rencana pelantikan pemangku adat di Sorowako sebaiknya pihak Kedatuan Luwu memikirkan ulang. Jangan sampai berdampak pada konflik antar kelompok,” harap Pancai.

Ia berpesan, jika ingin melantik pemangku adat, sebaiknya melakukan mediasi antar kelompok, untuk memastikan tidak terjadi kegaduhan dalam masyarakat adat di Sorowako.

“Sebagai tokoh adat tana Luwu, yang bernaung di bawah simbol Kedatuan Luwu, semestinya kita meredam konflik, jangan memaksakan kehendak,” tandasnya.

Adat tana Luwu tidak diperuntukkan menjadi kelompok oligarki. Tapi adat tana Luwu menjadi milik orang banyak demi kemaslahatan ummat, khususnya para wija to Luwu dimanapun berada, terlebih yang ada di Tana Luwu.

Abidin menyebutkan, sangat lucu rasanya jika seseorang mengatakan dirinya tokoh adat Tana Luwu, lalu sesama mereka benturan. Orang adat itu adalah pembawa aturan kebaikan. Bukan untuk menjadi pemicu ditengah masyarakat.

“Kami dari adat Pancai Pao berharap agar Andi Maradang Mackulau, apabila menganggap dirinya sebagai Datu Luwu, agar kiranya tidak hadir dalam kegiatan yang bisa meresahkan masyarakat banyak, apa lagi meresahkan sesama orang adat sendiri,” pinta Pancai.

Kewibawaan simbol Datu Luwu, terlebih simbol Kedatuan Luwu, kewajiban serta tanggung jawab, ada melekat pada diri orang-orang yang mengatas namakan dirinya orang adat tana Luwu.

“Jangan ciderai kedatuan Luwu hanya karena orang tertentu. Sebab orang banyak telah memahami bahwasanya di Sorowako beramai-ramai ingin jadi tokoh adat dikarenakan ada perusahaan yang bisa dijadikan lahan empuk,” tandas Abidin.

Perjuangan leluhur kita di tana Luwu, bukan pendekatan harta benda. Tapi pendekatannya adalah sebuah kemuliaan untuk mengedepankan kepentingan orang banyak. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini