OPINI: MHG-AK Macca, SS-AK Pengalaman, Macora Percaya Diri
(Catatan santai sesi pertama Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Barru)
Oleh: Erwin Wijaya
Pemimpin Itu bukan pemimpi yang hanya bisa terbangun dari tidur. Demikian penggalan kalimat presiden terbaik sepanjang sejarah Amerika Serikat, Abraham “beard” Lincoln (1809-1865). Bagi rakyat amerika, Lincoln bukan hanya sekadar bapak demokrasi yang berani dan teguh memperjuangkan kesetaraan melainkan juga pemimpin yang karakternya dimatangkan oleh asam garam keberhasilan dan kegagalan.
Kisah Lincoln tentu nyaris tak akan kita temukan diera modern ini. Bukan karena ketidakmampuan meniru dan mengikuti karakternya melainkan kondisi hari ini telah jauh berbeda. Ponsel pintar, Artificial Intelligence, mesin dan Komputerisasi adalah sederet bukti peradaban maju dan kompleks yang dengan itu semua memudahkan segala aktivitas kehidupan. Mulai dari melintasi benua ke benua lain dengan pesawat sampai berkirim pesan massanger antar negara hanya hitungan detik.
Eits, rasanya hampir saja terlalu jauh keluar dari konteks pembahasan hehe. Kita mulai bahas apa yang terjadi dalam debat paslon kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Barru kemarin siang.
Yang pertama, secara keseluruhan ketiga paslon tampil cukup memukau dengan tampilan terbaik lagi nyentrik. Berkostum couple melambangkan kekompakan, tak ada kebohongan dan tampilan seolah-olah. Semua dengan karakter original, Mudassir dengan gaya anak muda, Cacang yang menggebu-gebu, Suardi Saleh dengan ketenangan, Aksa Mappe yang dewasa, Malkan Amin yang kebapak-bapak-an lagi pengalaman dan Bau Udin yang to the point. Pokoknya, keenam “To Berru” ini luar biasa. Memang layak jadi kandidat.
Yang kedua, disemua segmen yang dilalui secara keseluruhan menghadirkan perbedaan dalam hal penguasaan materi terlihat sangat jelas. Semisal bagaimana Mudassir begitu keukeuh mengelaborasi setiap detail visi misinya dari membahas kesejahteraan psikologi, kompetensi, karakter, sampai begitu yakin dengan tata kelola pemerintahan bersih, aspiratif dan profesional. Sesekali menunjukkan kekompakan dengan memberi kesempatan doktor cacang berbicara disisa waktu yang ada.
Suardi Saleh yang kenyang pengalaman terlihat lebih tenang namun serius, pencapaian selama menjadi bupati, terstruktur, menjelaskan program unggulan membangun masyarakat mandiri, berkeadilan dan bernafaskan keagamaan.
Yang menarik adalah paparan filosofis 5 mallise’ hasil dari turunan misi sejahtera ala Suardi Saleh ditambah penjelasan ekonomi pariwisata kepulauan ala wakilnya Aksa Mappe. Selanjutnya, ada Pak Aji Malkan dengan aura politisi nasional kebapak-an yang begitu kental mencoba memberi gambaran besar programnya jika nantinya diamanahkan memimpin, adalah sektor pendidikan, kesehatan dan masyarakat, wisata 3 dimensi pantai, gunung, daratan menjadi konsen utama membangun Barru kedepan bersama paket sejatinya Bau Udin, putra mantan bupati Barru dua periode M Rum.
Yang ketiga, Sesi tanya jawab antar paslon juga menyajikan tontonan menarik, saling singgung satu sama lain, sesekali counter attack, defensif-Ofensif serta pangil memanggil dengan sapaan ananda-kanda/kak adalah ragam interaksi klise yang sejatinya memberi pesan untuk tetap menjunjung tinggi nilai penghormatan khas adat kebugisan.
Suardi Saleh yang mencoba mengukur kekurangkompakan jawaban berbeda mudassir-cacang yang malah ditimpali Mudassir dengan mempertanyakan website pariwisata yang minim galery. Sanggahan datang dari testimoni Suardi Saleh lewat karyanya mengelolah objek wisata Lappalaona juga Paccekke oleh BumDes, sembari mengutarakan pembangunan jalan 8 km yang telah diselesaikan, juga ambisi membangun rumah singggah disekitar wilayah objek wisata juga diterangkan dengan cakap.
Yang seksi dari Mudassir-Cacang adalah pelibatan pemuda dengan metode pendekatan yang digunakan, nampaknya paham betul memaksimalkan potensi pemuda Barru. Satu lagi, kartu Macca Peduli ala-ala Jokowi di pilpres kemarin yang sangat disayangkan ditampilkan diakhir meski publik tentu menunggu penjelasan yang detail.
Mungkin saja disesi debat berikutnya dijelaskan, I hope that. Demikian halnya Malkan Amin, kalimat pamungkas yang cukup menggugah semangat “Kalau ada pemimpin yang tidak menghargai pemuda maka pemimpin itu tidak menghargai masa depan”. Meyakinkan khalayak dengan jaminan seluruh pemuda akan dirangkul untuk membangun daerah meski secara detail modelnya tak dijelaskan. Kalimat ini yang mengusik Mudassir untuk merespon balik lalu menanyai bagaimana cara merangkul, pendekatannya dengan apa dan bagaimana model programnya.
Nah, yang membuat sedikit tegang adalah debat Dr. Cacang vs Aska Mappe prihal perguruan tinggi. Keduanya punya cara pandang berbeda. Sang komandan berbicara kebutuhan lapangan sehingga penting mendirikan jurusan seperti peternakan perikanan, di lain sisi Dr Cacang merespon dengan bertanya mengenai regulasi pendirian perguruan tinggi. Selanjutnya, pertanyaan menguji Aksa Mappe prihal khasanah kebangsaan tentang implementasi 4 pilar yang malah dijawab dengan lugas oleh Bau Udin. Rasanya ada sesi tambahan cerdas cermat singkat dimomen ini, menarik memang untuk sesi tanya menjawab paslon dengan gaya dan karakter bawaan masing-masing.
Poin gembiranya adalah kita bisa melihat keenam manusia terbaik Barru saat ini sama sekali tanpa beban dan nyaris tanpa kegugupan, benar-benar nothing to lose.
Kita semua tentu tahu bahwa Barru adalah Kabupaten yang memiliki kontur dan karakter geografis yang hampir kompleks. Garis pantai yang nyaris sempurna dibarengi daratan pegunungan memanjang dari batas kota Parepare sampai batas kabupaten Pangkep menjadi penanda bahwa wilayah ini tak pernah kekurangan sumber daya alam. Ditengah perbedaan yang ada, Kita semua punya harapan besar kepada siapapun yang memimpin 5 tahun ke depan agar kiranya potensi wilayah ini benar-benar dieksplorasi semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat.
Terlebih bagaimana mendorong partisipasi aktif pemuda, masyarakat untuk ambil bagian dalam pembangunan. Kolaborasi, saling menghidupi, bekerja bersama adalah hal prinsipil yang harusnya sedari mungkin menjadi tonggak semangat mewujudkan wilayah yang makmur berkeadilan. Saya dan kita semua tentu sependapat bahwa ketersediaan ruang bereksperesi, lapangan kerja untuk warga asli menjadi hal mutlak bagi siapapun pemimpin yang terpilih.
Kelak dimasa mendatang semangat kemandirian akan menjadi bekal utama untuk membangun Barru yang kita cintai, Yassiberrui. (*)
Continue
Tinggalkan Balasan