OPINI: India Berpengaruh Produksi Pangan Global
Oleh: Bahtiar Mandjeng
(Pimpinan Syngenta Wilaya Sulawesi-Kalimantan)
Tepat pukul 09.00 pagi 26 Agustus 2019, kami mengikuti sharing session di The Lalit Hotel Mumbai tempat kami nginap selama di Mumbai bersama kolega kami di India. Dari sharing tersebut, ternyata India memberi banyak pengaruh dalam produksi pangan global saat ini. India menjadi negara penghasil beras dan gandum terbesar ke 2 didunia setelah China dan sebagai penghasil jagung terbesar ke-4 setelah Amerika Serikat, China dan Brazil.
“Negara kami harus memanfaatkan bonus demografi ini, kami harus terus bertumbuh dan untuk bertumbuh kami harus bersama petani dan pertanian,” ucapnya
Diketahui, India merupakan negara dengan penduduk terbesar ke 2 setelah China dengan populasi mencapi 1,2 milyar. India terus memaksimalkan potensi sumber daya alam mereka, sentra pertanian terus mereka support untuk menjadi titik pertumbuhan baru.
“Pemerintah kami terus mendorong pembangunan infrastruktur berupa jalan dan irigasi pertanian sampai ke desa-desa, peningkatan SDM petani terus digalakkan dan kami yakin negara kami terus bergerak kedepan dengan cara ini,” jelasnya.
Diskusi kami berlangsung hangat hingga waktu makan tidak terasa tiba. Siang ini kami terbang ke distrik Aurangabad. Kota ini merupakan salah satu sentra pertanian di India terutama jagung, kapas, gandum dan kedelai. Kawasan berbukit dengan tanah yang subur membuat petani didaerah hidup sejahtera dibanding beberapa daerah lain di India karena tingginya produktivitas lahan mereka. Populasi petani di Aurangabad mencapai 60% lebih dari total populasi. Sehingga pertanian menjadi nadi perekonomian penduduk Aurangabad.
Saya bertemu dengan petani jagung, Mahendra. Beliau sepertinya pemalu namun tetap bersedia menemaniku ngobrol.
“Saya sangat bersyukur dengan hasil yang saya capai saat ini. Produktivitas jagung saya jauh lebih tinggi, saat ini saya bisa mencapai 10 ton lebih per hektar sebelumnya paling tinggi 5 ton per hektar,” ucapnya.
Saya pun mencoba menggali kenapa terjadinya peningkatan produktivitas tersebut, pak Mahendra melanjutkan lahan saya buatkan irigasi tetes, jadi saya bisa menanam kapan saja. Saya menggunakan sumur bor untuk mengairi lahan saya, saya bisa menanam 3 kali setahun,” ungkap pria yang katanya memiliki 5 orang anak ini. Kembali pak Mahendra melanjutkan
“Saat ini saya mengikuti petunjuk budidaya jagung yang benar, mulai dari benih yang bagus, jarak tanam yang rapat, pupuk yang seimbang hingga penanganan hama dan penyakit yang tepat. Sayapun penasaran dengan penjelasan jarak tanam yang rapat, namun sepertinya pak Mahendra mengetahui kegelisahanku “jarak tanam jagung yang saya gunakan adalah 60cm x 30 cm untuk 2 biji per lubang sehingga populasi lebih banyak”.
Sebagai seorang petani tentulah pak Mahendra banyak belajar dari pengalamannya, pak Mahendra adalah satu dari jutaan petani di India yang telah merubah banyak harapan masyarakat desa menjadi sebuah kenyataan.
Lahan pertanian menjadi aset berharga untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Pak Mahendra adalah sosok petani pekerja keras dan cerdas.
“Untuk sukses, kita harus berani memulai dan berubah,” tutupnya. (*)
Tinggalkan Balasan