Oknum Satpam Perumda Palopo Umpat Mahasiswa Pendemo dengan Kata Bodoh
PALOPO, TEKAPE.co – Oknum Satpam Perusahaan Air Minum Daerah Tirta Mangkaluku (Perumda TM) Kota Palopo, membentak mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa, Jumat 7 Oktober 2022.
Oknum satpam tersebut, mengucapkan kata-kata yang tidak pantas kepada salah satu mahasiswa dengan kalimat ‘bodoh’ yang sedang melakukan unjuk rasa.
Kejadian bermula saat puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Untuk Masyarakat (Amura) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Perumda TM Kota Palopo.
BACA JUGA:
Setengah Abad PT Vale di Lutim, Mayoritas Desa di Lingkar Tambang Belum Berstatus Mandiri
Aksi tersebut berlangsung damai, namun berubah menjadi aksi saling dorong antara satpam dengan sejumlah pengunjuk rasa setelah membakar ban bekas.
“Teman-teman jangan ada yang terprovokasi, tetap dalam barisan jangan ada yang terpancing,” kata salah satu mahasiswa.
Saat kata ‘bodoh sekali ko, mahasiswa ko’ massa mahasiswa pun sedikit terpancing emosi. Namun ada pula yang menenangkan suasana.
BACA JUGA:
PJU di Padang Sappa Kurang Berfungsi, Warga Minta Segera Diperbaiki
Setelah lama melakukan unjuk rasa, pihak Perumda Palopo tak kunjung menemui massa aksi. Massa mahasiswa kemudian melanjutkan unjuk rasa di Kantor DPRD Palopo.
Jendral Lapangan Amura, Fahrul mengatakan, dalam aksi tersebut pihaknya menuntut Direktur umum PDAM dicopot dari jabatannya.
Sebab kata dia, PDAM Palopo terkesan menutup mata terhadap kinerja pelayanan terhadap pelanggan.
“Kami meminta agar direktur Perumda dicopot dari jabatannya karena tutup mata mengenai kinerja pelayanan terhadap pelanggan,” katanya.
Yang menjadi permasalahan tentang mengalirnya air di jam tertentu, yakni tengah malam.
Massa aksi juga mendesak Perumda mentransparansikan anggaran proyek talud intake yang diduga bermasalah.
Mendesak Perumda transparansi anggaran yang digunakan untuk membangun talud yang ada di daerah Battang, dimana kita ketahui mengalami kerusakan.
“Mengapa demikian, apa yang terjadi dan kami mendapat informasi bahwa tidak ada papan anggaran dalam pembangunannya,” ungkapnya.
Massa aksi juga menuntut Evaluasi direktur keuangan serta mendesak mentransparansikan anggaran belanja pegawai yang ada di Perumda.
(rindu)
Tinggalkan Balasan