Modus Jalur Mabes, Warga Luwu Kehilangan Rp100 Juta
PALOPO, TEKAPE.co – Seleksi penerimaan anggota Kepolisian Republik Indonesia selalu menjadi magnet bagi ribuan pemuda.
Di balik ketatnya persaingan itu, ruang penipuan justru terbuka lebar.
Janji kelulusan instan kerap dijajakan oleh calo, dengan korban berasal dari keluarga calon siswa yang terdesak harapan.
BACA JUGA: KM Fitri Jaya Tenggelam di Pangkep, Camat Liukang Tupabiring Utara Dilaporkan Meninggal
Asdar, warga Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, menjadi salah satunya.
Ia mengaku kehilangan Rp100 juta setelah tergiur janji seorang pria bernama Rahman, yang berdomisili di Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu.
Perkara ini berawal pada Juni 2023.
BACA JUGA: Mayat Pelaut Ditemukan Mengapung di Sungai Ulo-ulo Luwu Sulsel
Asdar mendaftar sebagai calon siswa Polri, namun langkahnya terhenti setelah dinyatakan gugur pada seleksi tahap kedua.
Saat keluarga masih diliputi kekecewaan, Rahman datang membawa tawaran.
Rahman mengklaim mampu mengupayakan agar adik Asdar dipanggil kembali dan mengikuti pendidikan kepolisian.
Ia menyebut memiliki jalur khusus serta relasi di Mabes Polri.
Asdar sempat bimbang. Namun citra Rahman sebagai tokoh agama membuat keraguan itu luruh.
“Saya tidak menyangka. Dia ustad, dikenal di lingkungan,” kata Asdar kepada wartawan, Jumat (26/12/2025).
Kepercayaan tersebut dibayar mahal.
Rahman meminta uang Rp30 juta pada tahap awal.
Tak lama berselang, ia kembali muncul dengan permintaan tambahan Rp70 juta.
Untuk meyakinkan korban, Rahman mengirimkan foto dirinya bersama seorang perwira Polri berpangkat Komisaris Besar.
“Dia kirim foto dengan perwira berpangkat Kombes. Dari situ saya makin yakin,” ujar Asdar.
Total Rp100 juta pun berpindah tangan.
Namun janji tinggal janji. Hingga kini, adik Asdar tidak pernah dipanggil kembali, sementara uang yang diserahkan tak ada kejelasan.
Merasa ditipu, Asdar menyatakan siap menempuh jalur hukum.
Ia memberi ultimatum kepada Rahman untuk mengembalikan seluruh dana yang diterima.
“Kalau tidak ada itikad baik, saya laporkan ke aparat penegak hukum,” katanya.
Kasus ini menambah daftar panjang praktik percaloan dalam penerimaan anggota Polri.
Kepolisian sendiri berulang kali menegaskan bahwa seluruh tahapan seleksi dilakukan secara transparan, gratis, dan tanpa jalur khusus.
Masyarakat diminta tidak mudah percaya pada pihak yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan uang.(*)



Tinggalkan Balasan